Ada Demo Mahasiswa, Pemkot Surabaya Liburkan Siswa TK, SD dan SMP

Pemkab Kota Surabaya liburkan siswa terkait demo mahasiswa besar-besaran di Surabaya, Jawa Timur pada Kamis, 26 September 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2019, 21:44 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 21:44 WIB
Polisi Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Demo Mahasiswa di Depan DPR
Mahasiswa berlarian saat polisi menembakkan gas air mata dalam demonstrasi menolak pengesahan RUU KUHP dan revisi UU KPK di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Polisi menghalau mahasiswa yang berusaha masuk ke area Gedung DPR. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal liburkan siswa sekolah TK, SD dan SMP pada Kamis, 26 September 2019, menyusul adanya rencana demo mahasiswa di depan Gedung DPRD Jawa Timur untuk menolak beberapa rancangan undang-undang yang dibahas DPR dan pemerintah.

Kebijakan libur sekolah itu dituangkan dalam surat edaran bernomor 420/11482/436.7.1/2019 yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Ikhsan dan ditujukan untuk kepala TK, SD, SMP/MTs negeri dan swasta, dilansir dari Antara (25/9/2019).

"Sehubungan dengan adanya kegiatan unjuk rasa pada hari Kamis, 26 Sept 2019, maka diminta kepada Saudara untuk mengarahkan siswa belajar dan menyelesaikan tugas mata pelajaran di rumah masing-masing. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih," bunyi surat edaran tersebut.

Ikhsan dikonfirmasi membenarkan surat edaran yang meliburkan kegiatan belajar mengajar selama satu hari tersebut.

"Benar mas," kata Ikhsan.

Terpisah, Kabag Humas Pemkot Surabaya M Fikser juga membenarkan surat edaran tersebut. Dia menjelaskan diliburkannya kegiatan belajar mengajar untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Iya benar besok (diliburkan) satu hari. Karena besok ada demo besar mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. mengantisipasi macet di mana-mana karena anak-anak juga dijemput," kata dia.

Fikser mengakui, pengumuman libur sekolah baru diberitahukan pada Rabu sore, 25 September 2019. Artinya pengumuman tersebut terkesan mendadak. Namun menurutnya itu tidak perlu dipermasalahkan.

"Mendadak, tapi bukan berarti tidak bisa. Kan ada grup-grup Whatsapp di sekolah-sekolah itu," kata Fikser.

Fikser menjelaskan, meski diliburkan, namun siswa SD sampai SMP tetap diberi tugas untuk dikerjakan di rumah.

"Anak-anak tetap diberi tugas untuk dikerjakan di rumah. Bukan berarti mereka libur tidak sekolah mereka dapat tugas sekolah tapi dikerjakan di rumah," katanya.

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya