14 Wilayah di Jawa Timur Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan Hari Ini

Sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim) kembali alami hari tanpa bayangan atau kulminasi utama pada Minggu, 13 Oktober 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Okt 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2019, 06:00 WIB
Hari Tanpa Bayangan
Hari Tanpa Bayangan (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah wilayah di Jawa Timur (Jatim) akan alami hari tanpa bayangan atau kulminasi utama pada Minggu, 13 Oktober 2019.  Sekitar 14 wilayah di Jawa Timur akan alami hari tanpa bayangan pada Minggu pekan ini. Ingin tahu di mana saja?

Wilayah di Jawa Timur yang akan alami hari tanpa bayangan pada Minggu (13/10/2019) mengutip instagram @infobmkgjuanda antara lain di Situbondo pada pukul 11:10:21 WIB,  Kraksaan pada pukul  11:12:43 WIB, Probolinggo pada pukul 11:13:31 WIB, Pasuruan pada pukul 11:14:45, Bangil 11:15:14 WIB, Mojosari pada pukul  11:16:08 WIB, dan Mojokerto pada pukul 11:16:39 WIB.

Selain itu, hari tanpa bayangan di wilayah Jawa Timur juga akan terjadi di Jombang pada pukul 11:17:26 WIB, Ngasem pada pukul 11:18:12 WIB, Kediri pada pukul 11:18:20 WIB, Nganjuk pada pukul  11:18:46 WIB , Caruban pada pukul 11:19:44 WIB, Madiun pada pukul 11:20:18 WIB, dan Magetan pada pukul  11:21:04 WIB.

Adapun kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.

Sebelumnya, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto mengatakan, kulminasi merupakan fenomena biasa.

Setiap tahun juga alami kulminasi atau hari tanpa bayangan. Kulminasi ini saat posisi matahari tepat berada di atas kepala dan merupakan posisi terdekat. Adapun kulminasi ini merupakan kulminasi kedua yang akan terjadi di Jawa Timur pada pertengahan Oktober 2019.

"Akan tetapi sedikit imbauan yang bisa kami sampaikan, karena posisi matahari paling tinggi di atas langit akan tepat berasa di atas kepala pengamat, perlu diwaspadai potensi peningkatan suhu sekitar 0,5-1 derajat celsius dari normalnya yang berpotensi menyebabkan dehidrasi. Tetap menjaga kondisi dengan asupan air yang cukup bagi tubuh," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Alasan Suhu Udara Surabaya Lebih Panas

Manfaat Hari Tanpa Bayangan buat Warga Riau Versi BMKG
Sejumlah kecamatan di Riau mengalami Hari Tanpa Bayangan Rabu siang ini. (Liputan6.com/M Syukur)

Sebelumnya, Surabaya, Jawa Timur salah satu wilayah yang terkenal dengan cuaca panasnya. Pada awal Oktober 2019, suhu di Surabaya mencapai 35 derajat celsius.

Prakirawan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Toni Setiawan menuturkan, suhu panas tersebut karena Surabaya masih masuk musim kemarau. Selain itu, kondisi posisi matahari juga berada di sebelah selatan sehingga lebih panas dari biasanya. Pada Oktober 2019 juga merupakan puncak musim kemarau.

"Sejak September matahari bergerak ke arah selatan. Daerah selatan Pontianak, Jawa, Sulawesi bagian selatan dan Kalimantan bagian selatan," ujar Toni, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 11 Oktober 2019.

Toni mengatakan, suhu di Surabaya maksimal 37 derajat celsius. Surabaya juga akan alami hari tanpa bayangan pada 12 Oktober 2019, pukul 11.15.46 WIB. Pada hari tanpa bayangan atau kulminasi itu, matahari tepat berada di atas kita. Hal ini juga membuat suhu di Surabaya akan lebih panas.

"Relatif panas 1-1,5 derajat celsius. Posisi matahari di atas kita, dan tidak ada bayangan," ujar dia.

Toni menuturkan, saat hadapi hari tanpa bayangan waspadai dehidrasi dan air tanah akan turun. “Oleh karena itu waktu tepat untuk penggalian sumur,” kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya