Indonesia Akan Alami Hari Tanpa Bayangan, Kapan di Surabaya?

Indonesia akan alami hari tanpa bayangan, yang disebut kulminasi, transit atau istiwa.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Sep 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2019, 14:00 WIB
Hari Tanpa Bayangan
Hari Tanpa Bayangan (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan alami hari tanpa bayangan, yang disebut kulminasi, transit atau istiwa. Kulminasi utama di Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun. Waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.

Mengutip instagram @infobmkgjuanda, ditulis Sabtu (21/9/2019), kulminasi merupakan fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat. Fenomena itu disebut sebagai kulimasi utama.

Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenith. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang” karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Oleh karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

Lalu mengapa bisa terjadi kulminasi? Bidang ekuator bumi/bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika/bidang revolusi bumi sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU hingga 23,5 derajat LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

Pada 2019, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.51 WIB. Kemudian pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB. Matahari berada di titik balik utara dan pada 22 Desember 2019 pukul 11.21 WIB matahari berada di titik balik Selatan.

Kulminasi terjadi di Pontianak yang terletak di khatulistiwa, terjadi bersamaan dengan saat matahari tepat di khatulistiwa pada 21 Maret 2019  yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.50 WIB. Pada 23 September 2019 yang kulminasi utamanya terjadi pada 11.35 WIB.

Di kota-kota lain, hari tanpa bayangan utama terjadi pada deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut. Kulminasi utama di Indonesia terjadi antara 22 Februari 2019 di Seba, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 5 April 2019 di Sabang, Aceh dan 8 September 2019 di Sabang, Aceh dengan 27 Oktober 2019 di Seba, NTT.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bagaimana di Surabaya?

Museum Surabaya
Museum Surabaya (sumber: iStockphoto)

Lalu bagaimana di Surabaya, Jawa Timur?

Kulminasi di Surabaya terjadi pada 12 Oktober 2019 pada pukul 11.15 WIB. Di wilayah Jawa, kulminasi terjadi di Jakarta pada 9 Oktober 2019 pukul11.40 WIB, Serang pada pukul 11.42 WIB, Bandung terjadi pada 11 Oktober 2019 terjadi pukul 11.36 WIB, Semarang terjadi pada 11 Oktober 2019 pada pukul 11.25 WIB, di Yogyakarta terjadi pada 13 Oktober 2019 pada pukul 11.24 WIB.

“Di Surabaya kulminasi pada 12 Oktober 2019 jam 11.15 WIB,” ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, Teguh Tri Susanto, saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Sabtu (21/9/2019).

Ia menuturkan, posisi matahari tepat berada di atas kepala merupakan posisi terdekat sehingga perlu diwaspadai peningkatan suhu berkisar 0,5-1 derajat celsius dari normalnya terutama di siang hari. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi sehingga tetap menjaga kondisi tubuh untuk masyarakat Jawa Timur.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya