Polisi Amankan Motivator yang Ringan Tangan terhadap Siswa SMK di Malang

Tim Polres Malang Kota di wilayah Surabaya mengamankan seorang motivator berinisial AG yang melakukan kekerasan terhadap pelajar SMK Muhammadiyah 2 Malang.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 09:00 WIB
Penangkapan Ditangkap Penahanan Ditahan
Ilustrasi Foto Penangkapan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Polres Malang Kota di wilayah Surabaya mengamankan seorang motivator berinisial AG yang melakukan kekerasan terhadap pelajar SMK Muhammadiyah 2 Malang.

"Tersangka berinisial AG (Agus) sudah kita amankan, tadi sekitar pukul 14.00 WIB. Penangkapan dilakukan tim di wilayah Surabaya," kata Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander kepada wartawan usai menemui siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang yang menjadi korban, dilansir Antara, Jumat, 18 Oktober 2019.

Selain sebagai motivator, Agus yang juga sebagai pakar internet dan bisnis online ini dijerat UU Perlindungan Anak No 35 Tahun 2014, karena diduga melakukan kekerasan terhadap anak di bawah umur.

"Tersangka dijerat Pasal 80 UU No 35 Tahun 2014, karena melakukan kekerasan terhadap anak di bawah umur. Proses penyidikan segera akan dilakukan, setelah tersangka berhasil diamankan siang tadi," ujar dia.

Dony menyatakan, pemeriksaan segera akan dilakukan guna mengungkap motif dari aksi kekerasan yang terjadi.

"Nanti akan dilakukan pemeriksaan dan bisa kita lihat nanti, apa motif dibalik aksi kekerasan yang dilakukan oleh tersangka," kata dia.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Selanjutnya

Sebelumnya salah seorang siswa korban penamparan motivator, Arafi, siswa kelas 10 Multi Media SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang mengaku mendapat tamparan atau tempeleng di mulut, Kamis, 17 Oktober 2019. Ia mengatakan, ada 10 anak yang dipanggil ke depan oleh Agus karena menertawakan kesalahan tulisan kata.

"Siswa yang dipanggil ke depan adalah siswa yang duduk di barisan depan dan nomor dua. Saya kira disuruh apa, ternyata ditampar," ucapnya.

Ia mengakui memang menertawakan dan saat ditanya siapa yang tertawa, siswa tidak mengaku. Karena tidak ada yang mengaku itulah, siswa yang duduk di barisan depan disuruh maju.

Dalam kegiatan motivasi kewirausahaan dengan mendatangkan motivator Agus Setiawan itu diikuti oleh siswa kelas 10-12 program keahlian TKJ dan Multi Media. Arafi mengaku tidak menceritakan kejadian itu pada orangtuanya. Namun, wali kelas datang ke rumahnya, sehingga orang tuanya menjadi tahu. "Ada teman saya yang sampai mimisan dan hari ini tidak masuk sekolah," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya