Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan wilayah di Surabaya, Jawa Timur akan hujan disertai petir pada Jumat (6/3/2020).
Mengutip laman BMKG Juanda, hujan disertai petir tersebut akan terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB di sebagian besar wilayah di Surabaya kecuali Pakal. Di Pakal hanya hujan lokal, sedangkan hujan disertai petir terjadi pada pukul 16.00 WIB.
Dalam laporan prakirawan BMKG Juanda Ary Pulung Baskoro menyebutkan, sebagian besar wilayah di Surabaya akan alami hujan lokal pada pukul 16.00 WIB.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan pada malam hari, sebagian besar wilayah di Surabaya akan berawan. Suhu udara akan mencapai 25-33 derajat celsius dengan kecepatan angin dari arah barat 30 KM per jam. Kelembapan sekitar 60-95 persen.
Cuaca Surabaya pada siang hari sebagian besar alami hujan petir. Suhu 33 derajat celsius dengan kelembapan 60 persen. Kecepatan arah angin 30 KM per jam.
BMKG Juanda juga mengeluarkan rilis peringatan tiga harian di sejumlah wilayah di Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir, angin kencang sesaat pada siang hari hingga sore hari.
Hal itu akan terjadi di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Jember. Selain itu, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Sumenep.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Advertisement