Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda prediksi Surabaya, Jawa Timur berpeluang hujan hingga sore hari pada Kamis (5/3/2020).
Mengutip laman BMKG Juanda, Surabaya akan alami hujan intensitas sedang pada pukul 13.00 WIB. Sedangkan pada pukul 16.00 WIB, Surabaya berpeluang hujan lokal. Pada malam hari, Surabaa akan berawan tebal.
Suhu di Surabaya akan mencapai 25 hingga 33 derajat celsius. Kecepatan angin dari arah barat 30 KM per jam. Kelembapan sekitar 65 persen-95 persen.
Advertisement
Baca Juga
Pada siang hari ini, cuaca di Surabaya akan alami hujan sedang. Kecuali di Pakal akan alam hujan lokal. Suhu di Surabaya sekitar 33 derajat celsius dengan kelembapan udara 65 persen. Kecepatan arah angin sekitar 30 KM per jam.
BMKG Juanda keluarkan peringatan dini tiga harian di Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang pada 5 Maret 2020. Waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang pada siang hingga sore hari di Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Tuban, Jombang, Kota Madiun, Ngawi, Magelang, Ponorogo, Pacitan.
Kemudian di Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Sumenep.
Sedangkan pada malam hari untuk waspadai cuaca hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Â
Advertisement