Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi di Surabaya, Jawa Timur akan alami hujan disertai petir pada pada Kamis siang (12/3/2020).
Mengutip laman BMKG Juanda, hujan disertai petir tersebut akan terjadi pada pukul 13.00 WIB di Surabaya. Sedangkan pada sore hari akan hujan lokal. Hal itu berlangsung hingga pukul 19.00 WIB.
Pada Kamis malam hari pukul 22.00, Surabaya akan cerah berawan. Suhu akan berada di kisaran 25-33 derajat celsius dengan kecepatan angin dari arah barat 30 KM per jam. Kelembapan sekitar 60-95 persen.
Advertisement
Baca Juga
Cuaca di wilayah Surabaya pada siang hari, sebagian besar akan hujan petir. Suhu sekitar 33 derajat celsius dengan kelembapan udara 60 persen. Kecepatan angin 30 KM per jam.
BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian di wilayah Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.
Pada Kamis siang hingga sore hari waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Bojonegoro, Jombang, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek,Tulungagung.
Selanjutnya di Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember dan Situbondo. Sedangkan malam hari di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Jember.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Advertisement