Sirop Tradisional Khas Lamongan, Pemanis Alami dari Pohon Siwalan

Seperti sirop pada umumnya, sirop juro ini juga kental, berwarna coklat gelap, dan rasanya sangat manis. Sirop juro ini terbuat dari legen.

oleh Erik diperbarui 14 Mei 2020, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 15:30 WIB
buah Siwalan (Ahmad Adirin)
buah Siwalan (Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Jakarta - Juro merupakan sirop tradisional khas Desa Paciran, Kabupaten Lamongan. Warga setempat memanfaatkan pemanis alami ini untuk campuran berbagai makanan dan minuman.

Seperti sirop pada umumnya, sirop juro ini juga kental, berwarna coklat gelap, dan rasanya sangat manis. Sirop juro ini terbuat dari legen (cairan manis yang dihasilkan dari pohon siwalan) yang dimasak hingga mengental.

Tapi tidak sampai mengeras, karena bisa mengeras dan akan menjadi gula jawa yang bertekstur padat itu. Sirop ini bisa bertahan selama kurang lebih delapan bulan jika disimpan dalam mesin pendingin. Dengan catatan, tidak ditutup dalam wadah yang terlalu rapat.

Saat musim puasa, biasanya warga kesulitasn mencari juro. Alasannya, legen yang merupakan bahan baku utama sirop ini selalu ludes dibeli pelanggan. Minuman legen ini merupakan sajian pembuka pembuka favorit warga Paciran.

Sirop juro bisa dimanfaatkan sebagai pemanis untuk makanan tradisional seperti klepon, kolak, hingga singkong. Dipakai sebagai pemanis minuman pun banyak yang suka, misalnya untuk pemanis dawet.

Sementara itu, pohon siwalan yang menghasilkan legen sebagai bahan baku utama sirop ini tidak banyak dijumpai di daerah lain. Umumnya, pohon yang berukuran besar ini hanya tumbuh di daerah pesisir.

Di Desa Paciran, tanaman ini bisa tumbuh dengan subur. Walakupun sekarang sudah jarang ada pengembangbiakan. Alasannya, waktu yang dibutuhkan dari saat menanam hingga panen bisa sangat lama.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya