Dosen Unair: Perlu Berbagai Pendekatan Ajak Warga Patuh Pakai Masker

Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga (Unair) Dr Bagong Suyanto menilai perlu membangun berbagai pendekatan untuk mendorong warga disiplin patuh protokol kesehatan.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jul 2020, 10:55 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga (Unair) Dr Bagong Suyanto menilai, perlu berbagai pendekatan untuk mendorong masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan seperti memakai masker. Protokol kesehatan ini untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Bagong menuturkan, selama ini pendekatan regulasi untuk mendorong masyarakat patuh protokol kesehatan. Ia menilai perlu membangun berbagai pendekatan untuk mendorong warga disiplin patuh protokol kesehatan misalkan mengajak komunitas. Hal ini tergantung dari komunitas yang disasar. Ia menuturkan, hal tersebut juga bisa dilakukan dengan menggandeng tokoh agama, influencer, dan selebritas.

"Menggandeng komunitas agama, misalkan tokoh agama sebagai agen perubahan untuk memakai masker. Komunitas anak muda, komunitas bonek, ada hal yang menjadi salah satu identitas dia," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (13/7/2020).

Menurut Bagong, selain memberitahukan manfaat medis memakai masker yang salah satunya untuk mencegah penularan COVID-19, tetapi juga sebagai aktualisasi.

"Seperti di Swedia, ada alat mesin yang maskernya bisa digambar seperti wajah pemakai sehingga itu menjadi menarik. Masker itu bisa mencerminkan identitas apapun, aktualisasi diri,” kata dia.

Selain itu, Bagong menambahkan, perlu pendekatan insentif kepada individu yang patuh terhadap protokol kesehatan. Insentif tersebut tidak selalu berkaitan dengan materi tetapi juga pujian. "Gerakan bersama memakai masker jadi kebutuhan aktualisasi dan melindungi dari virus," tutur dia.

Bagong menambahkan, untuk masyarakat menengah bawah maka perlu dibantu untuk memberikan masker gratis. Ini lantaran kebutuhan masker saat ini tidak cukup hanya satu saja. "Masyarakat menengah bawah juga perlu bantuan untuk kebutuhan sehari-hari," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Masyarakat Diimbau Pakai Face Shield dan Masker

Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (5/7/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Sebelumnya, penggunaan face shield atau penutup wajah berbahan plastik atau mika untuk mencegah penularan COVID-19 kian marak kita jumpai di tempat umum. Meskipun disebut bisa melindungi wajah dari droplet di udara, namun menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, penggunaan face shield harus dibarengi dengan masker.

"Dari pemberitaan WHO, diyakini, penularan virus ini tetap terjadi melalui droplet. Hanya yang menjadi masalah ini adalah mikrodroplet, ukurannya ini lebih kecil, dan bisa berada di udara relatif lebih lama, apalagi pada ruangan dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang tidak maksimal," katanya saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu, 12 Juli 2020.

Yuri mengatakan, secara sederhana misalnya asap rokok. "Jika dalam satu ruangan tertutup yang sirkulasinya tidak bagus, asapnya bisa bertahan lama. Jadi siapa pun yang hanya menggunakan face shield tanpa masker pasti bisa mencium asap ini. Kurang lebih demikian droplet ini."

"Oleh karena itu, penggunakaan masker mutlak dilakukan. Karena kita tahu, mikrodroplet bisa mengambang di udara. Droplet untuk ukuran besar memang bisa dicegah menggunakan face shield. Tapi tetap kami menyarankan saudara sekalian, gunakan masker, lebih baik kalau bisa ditambah face shield. Tapi face shield saja tidak memberikan perlindungan maksimal," tutur dia.

Selain itu, Yuri juga mengingatkan agar masyarakat selalu memperhatikan sirkulasi udara baik di rumah maupun di ruang kerja.

"Upayakan udara tersirkulasi denga baik dan udara tergantikan setiap hari. Penggunaan kipas angin hanya mutar-mutar udara. Jadi sebaiknya menggunakan exhaust untuk menggantikan udara baru," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya