Risma Minta Warga Positif COVID-19 di Rumah Mewah Isolasi Terpisah dengan Keluarga

Wali Kota Surabaya Risma mengatakan, berdasarkan data terbaru, tren penyebaran kasus COVID-19 saat ini banyak ditemukan di perumahan-perumahan elit atau rumah besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2020, 21:53 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 19:00 WIB
(Foto: Humas Pemkot Surabaya)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Dok Pemkot Surabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta kepada warga yang terkonfirmasi COVID-19, baik yang tinggal di perumahan elit maupun yang tinggal di rumah besar untuk tetap melakukan isolasi mandiri di tempat yang terpisah dengan anggota keluarganya.

Hal ini penting untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan menekan angka kasusnya.

Risma mengatakan,  berdasarkan data terbaru, tren penyebaran kasus COVID-19 saat ini banyak ditemukan di perumahan-perumahan elit atau rumah besar. Meskipun pasien itu sudah isolasi mandiri di dalam rumah, tapi ternyata dia masih menyebarkan ke anggota keluarganya.

"Sering kali pasien menyampaikan saya isolasi mandiri karena rumah besar. Saya bisa mandiri. Kenyataannya dari data yang saya baca, itu banyak yang tinggal di rumah besar, tetapi akhirnya satu keluarga terkena semuanya," kata Risma di Balai Kota, Rabu (29/7/2020), seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id

Dia menuturkan, tidak semua orang memiliki kondisi dan kekebalan tubuh yang sama. Oleh karena itu, Risma meminta agar orang yang pertama positif COVID-19 langsung berpindah tempat untuk isolasi mandiri. Baik isolasi di Hotel Asrama Haji maupun tempat karantina lain yang dirasa aman.

"Makanya sekarang saya berusaha bagaimana kami bisa merayu untuk yang pasien pertama positif bisa isolasi mandiri," papar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Risma Harap Warga Isolasi Mandiri Terpisah dengan Keluarga

(Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Dok Pemkot Surabaya)

Presiden UCLG Aspac itu mencontohkan misalnya di dalam rumah terdapat anak-anak atau lansia yang juga rentan terhadap penularan. Meskipun secara fisik sudah tidak ada kontak, tetapi jika tetap tinggal dalam satu rumah, risiokonya dinilai masih cukup besar.

"Tapi kadang bagaimana dengan pakaian kotor. Akhirnya satu keluarga tertular semua. Permasalahannya ada yang kuat, ada yang bayi, ada yang masih anak-anak. Ini akan berputar terus dalam satu keluarga itu,” urainya.

Jika rantai penularan di dalam rumah tidak diputus, dikhawatirkan akan terus berputar antar keluarga yang berada di rumah itu. Oleh karena itu, Risma benar-benar berharap agar pasien mau untuk melakukan isolasi mandiri di tempat terpisah dengan keluarga mereka.

"Misalnya anaknya negatif, ibunya positif tertular lagi begitu seterusnya. Karena itu saya mohon sekali lagi pasien yang pertama positif untuk isolasi supaya keluarga lainnya tidak tertular,” imbuhnya.

Pasien Sembuh Tembus 5.001 Orang

(Foto: Dok Pemkot Surabaya)
Pasien sembuh dari Corona COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Dok Pemkot Surabaya)

Terlepas dari semua itu, berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam menangani pandemi ini ternyata  membuahkan hasil. Angka kesembuhan dari hari ke hari semakin meningkat drastis.

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menambahkan berdasarkan data terbaru per hari ini, pasien yang sembuh terus meningkat, hingga saat ini angka kumulatif kesembuhan sebanyak 5.001 orang. Sementara untuk pasien yang rawat jalan berjumlah 1.371 orang. “Untuk rawat inap 1.174 dan tamu Hotel Asrama Haji saat ini 248 orang,” pungkasnya 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya