Disdik Jatim Terapkan Tiga Model Belajar SLB saat Pandemi COVID-19

Tiga sistem pembelajaran ini diterapkan berdasarkan hasil evaluasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Jatim dan pengawas pendidikan khusus di Jatim.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2020, 04:00 WIB
Tes Sidik Jari Siswa Berkebutuhan Khusus
Murid SLB melakukan scaning jari saat tes STIFIn di Sekolah Luar Biasa A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (17/12/2019). Tes ini untuk mengetahui minat dan bakat siswa serta merupakan pilot project pertama bagi murid-murid berkebutuhan khusus. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Surabaya- Dinas Pendidikan Jawa Timur menerapkan tiga model pembelajaran untuk siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) selama pandemi COVID-19.

"Model pertama, sama halnya siswa di jenjang sekolah lainnya yaitu sistem daring," kata Kabid Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Dinas Pendidikan Jawa Timur, Suhartono di Surabaya, Senin, 10 Gustus 2020.

Model kedua adalah orang tua atau wali murid datang ke sekolah dan ketiga, guru datang ke rumah siswanya atau lebih dikenal home visit.

Tiga sistem pembelajaran ini diterapkan berdasarkan hasil evaluasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Jatim dan pengawas pendidikan khusus di Jatim, dilansir dari Antara.

"Jadi orang tua bisa memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak-anaknya. Jika menggunakan sistem daring, maka peran guru yang didorong untuk membuat model pembelajaran inovatif sesuai kemampuan anak," ujarnya.

Apabila dalam penerapan sistem daring wali murid terkendala sarana berupa ponsel, laptop atau sambungan internet, maka bisa memilih opsi kedua. Orangtua datang ke sekolah untuk mengambil materi siswa untuk pembelajaran mandiri.

"Jka merasa khawatir dengan adanya COVID-19 atau kesulitan dalam pembelajaran siswanya karena hambatan tertentu, guru bisa mendatangi rumah siswa yang betul-betul tidak bisa hadir ke sekolah untuk dilakukan pendampingan selama pembelajaran," kata Suhartono.

Tiga model pembelajaran itu, lanjut Suhartono, dinilai mampu memfasilitasi pembelajaran siswa berkebutuhan khusus selama masa pandemi. Kontroling guru juga terus dilakukan yang melibatkan pengawas. "Ini ada laporan. Jadi apa yang dilakukan oleh guru dan siswa setiap akhir bulan ini dilakukan laporan," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya