Petualangan Diaspora Asal Jatim Susuri Jalur Rempah dengan Kapal Layar Bertiang Dua

Kapal layar sedang sandar di Banda, titik nol jalur rempah.

oleh Liputan Enam diperbarui 20 Sep 2020, 11:03 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2020, 11:03 WIB
(Foto: Dok Istimewa)
Kapal layar Arka Kinari (Foto: Dok Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kru kapal layar Arka Kinari berbendera Belanda yang melakukan pelayaran selama setahun terakhir dengan misi seni budaya dan lingkungan akan menyinggahi sejumlah wilayah yang menjadi titik jalur rempah di Indonesia.

"Dalam pelayaran tanpa asap karbon ini, kami akan menyinggahi sejumlah daerah yang menjadi titik penyebaran jalur rempah-rempah Indonesia," kata Nova Ruth kru sekaligus pemilik sekunar (kapal layar bertiang dua) itu, di Banda Naira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Sabtu, 19 September 2020 dilansir Antara.

Pulau Banda yang terkenal dengan rempah-rempah berupa pala merupakan daerah kedua yang disinggahi kapal buatan Jerman tahun 1947 tersebut. Sebelumnya tiba dan melakukan misi yang sama di Sorong, Papua Barat pada 1 September 2020.

Nova Ruth, warga Indonesia asal Malang, Jawa Timur bersama suaminya Grey Filastine akan berada di Pulau Banda hingga 22 September dan selanjutnya berlayar ke pulau Selayar, Makassar, Sulawesi Selatan. Selanjutnya menuju Benoa, Provinsi Bali.

Ia mengatakan misi yang dibawa kapal kru Arka Kinari adalah untuk mendukung program jalur rempah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud yang merupakan sebuah upaya rekonstruksi budaya yang membentuk budaya bahari di nusantara menuju pengakuan sebagai sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Selama mengunjungi wilayah jalur rempah, menurut dia, mereka akan berinteraksi dengan masyarakat, terutama generasi muda untuk mengedukasi mereka tentang upaya penyelamatan lingkungan, di samping berkolaborasi seni dan budaya kontemporer dengan komunitas seni lokal.

Dia mengakui mengalami banyak tantangan berat dalam pelayaran selama setahun terakhir dengan kapal yang menjadi "rumah utama" dirinya bersama sang suami Grey Filastine.

"Tetapi hari ini saya sangat terharu dan tidak mampu berkata-kata karena disambut secara adat oleh warga Banda. Kami tidak pernah menyangka akan mendapatkan penyambutan yang luar biasa. Kami disambut dan dilayani layaknya seperti keluarga sendiri," katanya.

Berkunjung ke Pulau Banda yang disebut sebagai 'titik nol' jalur rempah dunia, kata Nova Ruth, merupakan salah satu impian kru kapal layar tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Ini

Misi Alam dan Budaya

Laut Banda
Google Maps Laut Banda

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid secara terpisah mengakui pelayaran kapal Arka Kinari untuk misi budaya dan lingkungan serta menulusuri jalur rempah dari Eropa hingga Indonesia.

Menurut dia program jalur rempah mengangkat isu "Outstanding Universal Value" dan diplomasi budaya, di mana rekonstruksi hubungan antarbudaya, masyarakat dan peradabannya akan memperlihatkan ketersambungan satu dengan lainnya.

"Salah satu kegiatan rekonstruksi ini adalah napak tilas dengan melakukan pelayaran membawa misi budaya," katanya.

Arka Kinari sendiri adalah sebuah kapal yang melakukan pelayaran dengan misi integrasi budaya dan alam. Kepedulian akan budaya dana alam menjadi pesan kuat yang selalu disampaikan di setiap kegiatan kru kapal saat berkeliling dunia.

"Diharapkan program ini dapat menjadi dokumentasi sekaligus pembelajaran untuk menyiapkan kegiatan pelayaran budaya lebih besar di titik dan simpul jalur rempah dalam dan luar negeri yang rencananya akan dimulai 2021," katanya.

Pndemi COVID-19 diakui menjadi hambatan terbesar pelaksanaan kegiatan program jalur rempah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud. Tetapi tidak lantas menghentikan program ini melainkan tetap berjalan dengan mengindahkan protokol kesehatan serta aturan pemerintah pusat dan lokal, demikian Hilmar Farid.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya