Membumikan Dakwah Moderat ala UIN Sunan Ampel

Yaqut menyampaikan, Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau yang dikenal dengan Sunan Ampel terbukti mampu menyebarkan ajaran Islam secara damai.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 27 Mar 2021, 00:03 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2021, 00:03 WIB
Menag Yaqut di UINSA Surabaya (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Menag Yaqut di UINSA Surabaya (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Masdar Hilmy berkomitmen untuk membumikan ajaran dakwah yang moderat seperti yang sudah dicontohkan Sunan Ampel.

Yaqut menyampaikan, Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau yang dikenal dengan Sunan Ampel terbukti mampu menyebarkan ajaran Islam secara damai tanpa diliputi kekerasan dan pertumpahan darah.

"Model dakwah secara moderat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan inilah yang patut untuk ditiru agar kemurnian spirit agama bisa terus terjaga dengan baik," ujarnya pada Peringatan 50 tahun Fakultas Dakwah dan Komunikasi UINSA di Surabaya, Jumat (26/3/2021).

Menag Yaqut percaya, dengan nama besar Sunan Ampel, UINSA mampu membawa dan membumikan nilai-nilai Islam dalam konteks keindonesiaan.

“Untuk membumikan itu tentu tanpa harus ada pertempuran apalagi tumpah darah sebagaimana contoh yang diberikan para pejuang dakwah Islam Indonesia, yakni para Walisongo, termasuk di dalamnya Sunan Ampel,” ucap Gus Yaqut, sapaan akrab Menag.

Berpijak dari segala kehebatan dan prestasi yang ditorehkan Sunan Ampel dalam berdakwah tersebut, Gus Yaqut juga berharap UINSA terus bisa melakukan aksi-aksi nyata, terutama untuk menjaga DNA madzhab Islam yang wasathiyyah atau ajaran agama Islam yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.

Menurut Menag, mengoptimalkan kampus Perguruan Tinggi Keagamaaan Islan Negeri (PTKIN) agar lebih mencerahkan dan edukatif sangatlah penting, apalagi di tengah-tengah kuatnya narasi ajaran agama yang masih banyak ditafsirkan sebagai alat politik ketimbang inspirasi itu sendiri.

"Pengoptimalan ini juga melihat fakta bahwa masih adanya kesenjangan yang luas antara struktur ortodoksi agama dan konteks realitas aktual sekarang," ujarnya.

Oleh karena itu, kampus PTKIN, ke depan diharapkan memiliki upaya kuat dan juga sistematis untuk mengarahkan energi umat Islam ke arah yang lebih esensial ajaran Islam.

“Sehingga agama akan lebih kontributif terhadap peradaban. Atau dalam bahasa lain, PTKIN berani melakukan rekontekstualisasi prinsip-prinsip utama ortodoksi Islam dengan kenyataan yang ada sekarang,” ucap Yaqut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dakwah Sunan Ampel

Dia menyatakan, upaya aktif yang dilakukan UINSA dengan mempertegas madzhab Islam Wasathiyyah, mendirikan Rumah Moderasi Beragama dan juga Research Center and Publication, hakikatnya merupakan DNA di Kementerian Agama.

“DNA ini harus terus diperkuat agar sektor pendidikan di Kementerian Agama menjadi role model bagi Kementerian yang lain. Bagaimana menjaga dan mencintai NKRI yang tidak saja ada dalam wacana dan pikiran akan tetapi tindakan nyata dan jelas,” ujar pria yang juga akrab disapa Gusmen ini.

Rektor UINSA Surabaya, Masdar Hilmy mengatakan, semangat wasathiyyah Sunan Ampel berusaha diterjemahkan dan dijembatani dengan mengusung konsep serta paradigma keilmuan integrated twin towers sejak perubahan status kelembagaan dari IAIN menjadi UIN pada 2013.

“UINSA berupaya meng-insert-kan nilai-nilai, pemikiran, ajaran dan gerakan dakwah Kanjeng Sunan Ampel ke dalam seluruh relung sendi kehidupan akademik,” ucapnya.

Dalam peringatan ini, juga diluncurkan buku Madzhab Dakwah Wasathiyyah Sunan Ampel dan Peresmian Dakwah Wasthiyyah Center for Research and Publication.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya