Kasus Melonjak, BOR di RS Covid-19 Jatim Hampir Capai 100 Persen

Dodo mengungkapkan, peningkatan kasus yang terjadi ini karena lonjakan kasus yang terjadi dihampir seluruh daerah di Jatim.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Jun 2021, 16:58 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 05:10 WIB
Penumpukan Pasien Covid-19 di IGD RSUD dr Soetomo Surabaya
Penampakan pasien Covid-19 di IGD RSUD dr Soetomo Surabaya. (Foto: Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim Dodo Anando membenarkan, Bed Occupacy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur Rumah Sakit (RS) rujukan pasei Covid-19 sudah hampir mencapai 100 persen di Jatim.

"Bahkan sudah ada beberapa RS yang sudah mencapai 100 persen, baik itu ruang isolasi biasa maupun ruang ICU," ujarnya, Senin (28/6/2021).

Dodo mengungkapkan, peningkatan kasus yang terjadi ini karena lonjakan kasus yang terjadi dihampir seluruh daerah di Jatim.

Lebih parahnya lagi, pasien yang masuk dalam kondisi yang memang bergejala sedang-berat sehingga membutuhkan perawatan ekstra di RS Rujukan.

"Banyak kasus terlambat masuk, rata-rata yang datang sudah dengan gejala sedang ke berat," ucap Dodo.

Pria yang juga Direktur Utama RS Islam A Yani Surabaya itu mengaku, banyak RS yang mengalami penumpukan pasien karena banyak yang tidak mendapat kamar isolasi. Sehingga, tak sedikit pasien yang masih dirawat di ruang UGD.

Di RSI Ahmad Yani sendiri, saat ini dari total bed isolasi biasa sudah terisi penuh 92 pasien, sedangkan ICU juga terisi penuh 12 pasien. Di sisi lain, pasien terus berdatangan membutuhkan perawatan.

"Saat ini 12 bed di UGD kita sudah terisi penuh, bahkan ada pasien yang terpaksa duduk karena kehabisan bed," ungkapnya.

Terkait upaya lanjutan, Dodo mengatakan, upaya yang paling ideal adalah menambah rumah sakit lapangan untuk mengurangi beban RS Rujukan.

"Sehingga, pasien dengan gejala ringan-sedang bisa segera tertangani tidak menjadi berat. Sebab, apabila harus menambah bed di RS Rujukan akan sulit karena ruang dan nakes yang terbatas," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut Dodo, yang paling penting adalah upaya pencegahan. Pemerintah diharap bergerak lebih masif melakukan sosialisasi dan upaya pencegahan di masyarakat.

"Penekanannya di hulu harus diperketat. Masyarakat ini, sampai sekarang seperti hari-hari biasa merasa gak ada Covid-19," ucapnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Perlu Pengetatan

73 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Lapangan Pangkogabwilhan II Surabaya, menggunakan hak suaranya di Pilkada 2020.
73 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Lapangan Pangkogabwilhan II Surabaya, menggunakan hak suaranya di Pilkada 2020. (Foto: Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Ini yang harus diantisipasi,lanjut dodo, bagaimana masyarakat harus betul-betul taat sehingga perlu pengetatan dari PPKM.

"Mayarakat itu kalau tidak perlu ya sudah di tingkat RT/RW dan kelurahan betul-betul dijaga masyarakatnya biar tidak kemana-mana," pungkasnya.

Dodo juga mengimbau, agar masyarakat tidak takut untuk periksa ketika sudah merasakan ada gejala maupun pernah kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19. "Harapannya, dapat cepat tertangani dan tidak menimbulkan gejala berat," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya