Dinkes Pastikan Omicron Belum Masuk Surabaya, Rumah Sakit Diminta Waspada

Pengetatan prokes tersebut, lanjut dia, harus tetap dilakukan, baik saat berkegiatan maupun saat berada di dalam rumah.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Des 2021, 21:19 WIB
Diterbitkan 23 Des 2021, 21:19 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita menyatakan, seluruh rumah sakit di Kota Surabaya, waspada Omicron.

"Rumah sakit itu semuanya waspada, tapi mudah-mudahan tidak terisi," katanya, Kamis (23/12/2021).

Menurut dia, semenjak varian omicron terdeteksi masuk Indonesia, Dinkes Surabaya langsung tracing secara berkala dan meminta seluruh lapisan masyarakat memperketat protokol kesehatan (prokes).

Pengetatan prokes tersebut, lanjut dia, harus tetap dilakukan, baik saat berkegiatan maupun saat berada di dalam rumah.

"Tetap kita perketat penerapan protokol kesehatan, kemudian kita juga melakukan tracing,” kata Feny sapaan akrab Febria Rachmanita.

Feny menerangkan, meskipun angka kasus positif COVID-19 di Kota Surabaya sudah mulai melandai, dia bersama jajarannya terus aktif melakukan tracing, seperti, pelaksanaan tes usap 10 persen di lingkungan kantor pemerintahan dan kantor swasta yang telah dilaksanakan.

"Minimal 10 persen dari institusi harus kita tes, jadi memang kita mencari ada yang positif atau tidak," ujarnya.

Dari hasil tracing tersebut, apabila ditemukan kasus positif COVID-19, Dinkes Surabaya melalui Puskesmas setempat akan meminta pasien terkonfirmasi positif COVID-19 untuk melakukan isolasi. Harapannya, agar virus tersebut tidak mudah menyebar dan menimbulkan lonjakan COVID-19.

"Surabaya tidak ada (Omicron). Sampai hari ini Surabaya belum ada laporan, hanya (mutasi) Delta," ujar dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Karantina PMI

Sedangkan untuk mengantisipasi mutasi varian virus dari wisatawan asing dan Pekerja Migran Indonesia (PMI), lanjut dia, pihaknya akan melakukan karantina atau isolasi. Baik sebelum masuk ke Kota Surabaya atau saat hendak pulang ke daerahnya masing-masing. 

"Harus karantina, jadi harus ada di perbatasan. Kalau ada dari luar negeri (warga asing atau PMI) kita (lakukan) karantina," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, untuk capaian vaksin di Kota Surabaya sudah mencapai 100 persen lebih, baik untuk vaksin dosis satu dan dosis dua. Sebab, pelaksanaan vaksinasi tersebut akan terus digelar.

"Anak-anak juga hampir 100 dosis yang sudah disuntikkan, pelaksanaan vaksin tidak berhenti. Makanya warga harus menjaga prokes, Insya Allah kalau kita taat mudah-mudahan virus ini bisa pergi," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya