Belajar dan Menyelami Sejarah di Museum Pendidikan Surabaya

Museum yang sebelumnya Sekolah Taman Siswa ini menyimpan bukti materiel pendidikan pada masa praaksara, masa klasik, masa kolonial, dan masa kemerdekaan. Semua koleksi di museum ini disusun berdasarkan periodisasi.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 01 Jan 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2022, 06:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Museum Pendidikan di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya Museum acap kali dijadikan sebagai wisata edukasi. Selain untuk sekadar jalan-jalan, wisatawan mengunjungi museum kerap kali sambil belajar sejarah. Museum menyimpan peninggalan-peninggalan zaman dahulu yang bernilai sejarah tinggi.

Jika berkunjung ke museum, ada banyak hal yang didapatkan. Mulai dari informasi sejarah tempo dulu hingga belajar dari sejarah tersebut.

Surabaya merupakan salah satu kota yang menyimpan banyak sejarah. Kisah-kisah masa lalu itu tersimpan di sejumlah museum. Salah satu museum yang bernilai sejarah tinggi adalah Museum Pendidikan Surabaya.

Museum Pendidikan Surabaya merupakan museum tematik yang berfungsi sebagai pelestarian sejarah dan budaya bangsa. Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk mendukung kegiatan edukasi, riset, dan rekreasi di Kota Surabaya.

Museum Pendidikan ini bisa disebut baru hadir di tengah Kota Surabaya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini baru meresmikan museum ini pada 25 November 2019 dengan harapan bisa menjadi tempat edukasi mengenal sejarah pendidikan di Indonesia dan Surabaya bagi masyarakat.

Museum yang sebelumnya Sekolah Taman Siswa ini menyimpan bukti materiel pendidikan pada masa praaksara, masa klasik, masa kolonial, dan masa kemerdekaan. Semua koleksi di museum ini disusun berdasarkan periodisasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Zona-zona Museum

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Museum Pendidikan di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pada zona masa praaksara terdapat koleksi manuskrip kuno era 1800-an. Manuskrip ini berbahan dasar lontar dan diorama praaksara (manusia purba). Di zona ini bisa melihat bagaimana pendidikan berlangsung saat praaksara.

Terlihat sederhana memang, namun wisatawan bisa belajar bagaimana cara bertahan hidup pada zaman itu. Kemudian bisa diimplementasikan nilai-nilai yang bisa relevan dengan era ini.

Pendidikan di masa klasik atau kerajaan mulai ada kemajuan dan dinamis. Di zona ini wisatawan akan melihat pendidikan mulai dipengaruhi corak dari luar yang berasimilasi dengan elemen lokal.

Di zona kolonial, wisatawan bisa melihat koleksi-koleksi zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Salah satu di antaranya adalah sepeda Zundapp yang biasa digunakan untuk pendampingan orang tua mengantar siswa berangkat ke sekolah.

Terakhir adalah zona kemerdekaan. Koleksi-koleksi di zona ini menampilkan bukti materil peradaban pasca Indonesia merdeka dari tahun 1945-1990.

 

Harga Tiket Masuk

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan Museum Pendidikan di Jalan Genteng Kali, yang juga bertepatan dengan momentum Hari Guru Nasional, Senin (25/11/2019). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pemerintah Kota Surabaya memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk belajar sejarah melalui Museum Pendidikan Surabaya. Sebagai wisata edukasi, museum ini tidak dipungut biaya sepeser pun.

Museum Pendidikan Surabaya dibuka untuk umum. Wisatawan bisa mengunjungi museum ini di Jalan Genteng Kali No. 10, Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

Museum buka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Setiap hari Senin museum ini tutup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya