Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah bocah Sekolah Dasar (SD) di Surabaya mengisi waktu luang menjelang datangnya waktu berbuka puasa alias ngabuburit ekstrem dengan cara berlatih panjat tebing di atas papan yang menjulang tinggi di Pataga Climbing School (PCS).
Bocah-bocah tersebut berlatih dengan lincah, menaiki papan tebing tanpa rasa takut maupun was-was. Menariknya saat latihan, bocah putra menggunakan songkok sedangkan putri berhijab.
Qalila Bumi Pertamala, mengaku memilih berlatih panjat tebing di sore hari untuk mengisi waktu menjelang berbuka puasa.
Advertisement
Baca Juga
"Karena nggak ada kegiatan, biar ada momen banyak kenangan dengan teman-teman dan ada pahalanya juga," ujar Qalila, Selasa (25/3/2025).
Qalila juga mengaku tidak merasa lapar atau haus meski olahraga ini membutuhkan tenaga ekstra.
"Kalau bersama teman-teman, bisa lupa makan karena sudah fokus latihan dan berkumpul," ucapnya.
Lebih dari sekadar mengisi waktu luang, latihan selama Ramadan menurutnya juga bertujuan menjaga stamina dan meningkatkan performa Qalila menjelang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) setelah lebaran.
"Biar lebih menjaga stamina dan performa agar bulan puasa ini lebih baik ke depan dan bisa menghadapi lomba setelah Ramadan," tutur gadis 12 tahun ini. Para peserta latihan dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan kelas, kapasitas, dan porsi latihan masing-masing.
Pelatih panjat tebing PCS, Totok Eko Prasetyo menjelaskan, dengan berlatih saat ramadan juga sekaligus mengajarkan belajar, bersosialisasi dan berbagi.
"Kita memberikan pelajaran buat anak-anak, selagi masih kecil kita ingin mereka bisa mempunyai disiplin dan etika dan bersosialisasi," jelas Totok. Totok mengakui ada kendala melatih anak-anak saat bulan puasa, terutama lapar dan haus yang kerap dikeluhkan anak-anak.
"Lapar, haus, dan itu yang buat kita tantangan dan memacu supaya tetap semangat," ungkapnya.
"Namun, latihan konsisten ini bertujuan menjaga kebugaran dan memastikan anak-anak tetap fit, dari sore hingga setelah berbuka puasa," pungkas Totok.