Jelang Ramadan, Moeldoko Nyekar di Makam Bung Tomo di Surabaya

Sebagai mantan prajurit yang pernah menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), merasa perlu berziarah ke makam Bung Tomo, yang terkenal dengan pekik "Merdek

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 10:00 WIB
Alasan Bung Tomo Pilih Dimakamkan di TPU daripada TMP
Sebagai pahlawan nasional, Bung Tomo berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya Jelang bulan suci Ramadan 2022, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko nyekar atau berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Sutomo atau akrab disapa Bung Tomo di Surabaya.

"Kebetulan sedang berada di Surabaya dan momennya menjelang bulan suci Ramadan. Tradisi menyambut bulan suci Ramadan adalah berziarah," katanya, Selasa (22/3/2022), dilansir dari Antara.

Moeldoko selanjutnya juga akan berziarah ke makam sang ayah di Kediri. Dia menandaskan, sebagai mantan prajurit yang pernah menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), merasa perlu berziarah ke makam Bung Tomo, yang terkenal dengan pekik "Merdeka atau Mati".

Di tengah orasinya saat mengobarkan semangat perjuangan "Arek-arek Suroboyo", dalam pertempuran 10 November 1945, demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

"Dengan semboyannya 'Merdeka atau Mati, Sekali Merdeka Tetap Merdeka', kata-kata yang perlu diteladani bagi kita semua. Itu memiliki makna kedaulatan, juga demokrasi tentang kebebasan, serta kemanusiaan. Membebaskan manusia dari penderitaan," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

Meneladani Bung Tomo

[Bintang] Meninggal Dunia, Istri Bung Tomo Dimakamkan di Sebelah Sang Suami
Sulistina Sutomo, istri Bung Tomo yang meninggal Rabu (31/8) dini hari di RSPAD Gatot Subroto. (Via: instagram.com/koransumeks)

Teladan bagi generasi era sekarang, lanjut Moeldoko, dari semboyan "Merdeka atau Mati", janganlah anak-anak muda membelokkannya.

"Merdeka untuk dirinya sendiri tapi mematikan untuk orang lain. Ini tidak boleh. Saya melihat kecenderungan anak-anak muda sekarang berusaha instan, mengambil jalan pintas. Sebenarnya boleh saja. Cuma awas, hati-hati, jangan merdeka bagi dirimu tapi menderita bagi orang lain," tuturnya.

Bung Tomo lahir di Kampung Blauran, Surabaya, 3 Oktober 1920. Konon, semasa hidup pernah berwasiat, jika meninggal dunia tidak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Maka saat meninggal dunia pada 7 Oktober 1981, Bung Tomo dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Islam Ngagel Rejo Surabaya, yang lokasinya tepat di seberang Taman Makam Pahlawan Ngagel Rejo Surabaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya