Gadis 19 Tahun Asal Kediri Jadi Wisudawan Termuda ITS Surabaya

Tiara lulus sarjana di usia cukup belia karena awal mengenyam bangku pendidikannya sudah dimulai lebih dini.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Mar 2022, 10:01 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2022, 10:01 WIB
Tiaranisa’i Fadhilla dari Departemen Statistika jadi lulusan termuda di wisuda ITS Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).
Tiaranisa’i Fadhilla dari Departemen Statistika jadi lulusan termuda di wisuda ITS Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Liputan6.com, Surabaya - Tiaranisa’i Fadhilla dari Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS Surabaya dinobatkan menjadi wisudawan termuda di usia 19 tahun 3 bulan.

Tiara lulus sarjana di usia cukup belia karena awal mengenyam bangku pendidikannya sudah dimulai lebih dini. Pada umur 3,5 tahun ia sudah terdaftar di sekolah Taman Kanak-kanak (TK), lalu saat usia 5,5 tahun langsung mengenyam bangku pendidikan dasar di SD Sukorame 1 Kediri.

Wisudawan asal Kediri ini bercerita, ketika melanjutkan jenjang di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai mencicipi program akselerasi yang ditawarkan. Dengan sistem program 4 Sistem Kredit Semester (SKS), ia memersingkat waktu belajar yang mulanya tiga tahun menjadi dua tahun.

Tiara pun sempat merasa apa yang dilaluinya mempunyai ritme yang lebih cepat daripada teman-teman lainnya.

“Karena saya ambil program tersebut, jadi kurang bisa mengeksplor maksimal kegiatan di luar akademik, tapi untungnya waktu itu saya sempat ikut (kegiatan) jurnalistik,” tutur alumnus SMPN 4 Kediri, Jumat (25/3/2022).

Berbekal pengalaman semasa SMP, Tiara tak kapok untuk mengambil program percepatan kembali. Kala itu SMA 2 Kediri membuka program serupa dan dari hasil tes dan gadis berhijab ini pun lolos dan berhasil lulus SMA di tahun 2018.

Tidak seperti sebelumnya, Tiara waktu itu sempat menikmati masa berharganya di SMA. Pasalnya, ia dapat aktif mengikuti ekstrakulikuler yang diinginkan karena dirinya termasuk yang telah memenuhi kualifikasi di program tersebut.

Ia mengungkapkan jika sempat ikut pramuka yang kegiatannya cukup padat. Menurutnya, semua bisa dinikmati asalkan bisa membagi waktu dengan seimbang.

“Karena walau momen emas di SMA saya cepat bukan berarti saya tidak bisa merasakannya dengan teman-teman yang lain, dan di lain hal tentu akademik tetap menjadi nomor satu,” tegas gadis kelahiran 1 Desember 2002 ini.

Perbanyak Relasi

(Foto: Dok Istimewa)
Ikatan Alumni (IKA) ITS Surabaya (Foto: Dok Istimewa)

Motivasinya untuk menjadi siswi akselerasi waktu itu datang dari sang kakak. Karena saat itu kakaknya mengikuti program serupa dan mampu menjalaninya dengan baik.

Di sisi lain, ia ingin meringankan beban dan dapat dukungan orang tuanya. Dari hal tersebutlah, ia mantap bertekad untuk menjadi pembelajar tercepat di angkatannya.

Setelah lulus dari SMA, bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Enik Sukamti dan Choirul Anwar ini memilih jurusan Statistika di ITS sebagai langkah selanjutnya dalam menempuh ilmu.

Ia berpesan kepada adik-adik di bawahnya untuk perbanyak relasi di mana saja serta tetap konsisten mengerjakan Tugas Akhir (TA) yang cukup melelahkan.

“Tipsnya adalah apapun progress-nya tetap dilakukan dan kabari dosen bersangkutan, seringlah untuk diskusi dengan dosen, tidak perlu cepat-cepat semua pasti akan ada waktunya,” ujar mahasiswi yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,57 ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya