Liputan6.com, Surabaya - Senator asal Jawa Timur Ahmad Nawardi menilai pemecatan Eks Menteri Kesehatan Indonesia, Terawan Agus Putranto, oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkesan sepihak dan sewenang-wenang. Menurutnya, pemecatan Terawan hanya karena inovasi dan kreasi sanitifisnya soal prosedur pengobatan cuci otak.
"Saya kira IDI berlebihan memecat permanen dokter Terawan. Harusnya, pelanggaran etik jika memang betul dilakukan, IDI mestinya preventif-kuratif, mengayomi, komunikasi, dalam rangka merawat prinsip etik profesi,” kata Nawardi, Senin (4/4/2022).
Anggota Komite III DPD RI ini mendorong dokter di Indonesia yang bersih dan professional membentuk organisasi profesi baru di luar IDI. Organisasi profesi baru ini, lanjut dia, bukan untuk menandingi IDI, tetapi supaya para dokter di Indonesia punya alternatif untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Advertisement
“Apalagi, IDI hari ini terlihat kurang mampu mengakomodir kepentingan dokter dan kebutuhan masyarakat. Apalagi, jika wadah profesi itu tunggal, apalagi dengan kewenangan penuh memecat dan mengangkat seseorang, maka ada potensi untuk otoritatif dan sewenang-sewenang,” terang Nawardi.
Karena itu, Nawardi meminta legislatif dan eksekutif segera merevisi UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Pasal-pasal tentang organisasi kedokteran dalam UU tersebut, menurut Nawardi, harus segera diperbaiki.
DPD Siap Menginisiasi
Hal ini, lanjut dia, sangat mendesak supaya tidak ada organisasi profesi yang menghegemoni kepentingan kesehatan masyarakat.
“Komite III DPD RI siap menginisiasi untuk merevisi UU No.29 tahun 2004 tersebut. Sehingga ke depan, dokter di Indonesia lebih professional, mandiri, serta mampu mengembangkan inovasi baru di bidang kesehatan dan kedokteran. Selama ini IDI justru menumpulkan kreasi-inovasi medis kalangan dokter Indonesia,” tutup senator kelahiran Sampang Madura ini.
Advertisement