Liputan6.com, Jakarta - Nur Riska Fitri, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tengah menjadi gunjingan dunia maya. Kisahnya viral di media sosial. Dia kesulitan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) hingga harus bekerja dan tutup usia karena sakit.
Duka Riska diungkap akun Twitter @rgantas yang juga merupakan mahasiswa UNY. Dia menceritakan Riska yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah adalahsosok yang kurang mampu karena orang tuanya bekerja sebagai penjual sayur dengan gerobak di pinggir jalan.
Sementara untuk pendidikan kuliah, setiap semester, Riska harus membayar UKT sebesar Rp 3,14 juta. Di awal mendaftar sebagai mahasiswi UNY, Riska sebenarnya sudah mengisi pendapatan orang tuanya sesuai dengan kondisi riil.
Advertisement
Hanya saja saat mengisi form pendaftaran, Riska tidak punya laptop dan harus meminjam ponsel tetangganya. Ketika mengunggah berkas-berkas pendaftaran terjadi kegagalan karena ponsel yang digunakan mengalami kendala.
Riska telah meminta keringanan pembiayaan UKT ke pihak Rektorat UNY. Namun tak langsung dikabulkan. Setelah berkali-kali meminta keringanan, akhirnya mahasiswi angkatan 2020 itu mendapatkan penurunan pembiayaan UKT sebesar Rp600.000.
Penurunan UKT tersebut rupanya tidak mengurangi beban Riska. Setelah setahun menjadi mahasiswa, Riska terpaksa harus cuti kuliah karena kesulitan membayar UKT. Dia memilih untuk bekerja demi membayar tanggungan-tanggungan perkuliahan. Pada 9 Maret 2022, Riska meninggal dunia karena sakit.
Kasus Riska juga menjadi perbincangan rekan-rekannya di kampus. Sejumlah mahasiswa UNY lainnya pun angkat bicara tentang UKT.Â
Seorang mahasiswa yang tak ingin disebutkan identitasnya menceritakan dirinya diterima di UNY dua tahun silam. Mahasiswa itu harus bekerja sebagai pelayan restoran untuk membantu orang tua membayar UKT. Kebetulan sang ayah harus di-PHK imbas dari pandemi Covid-19.
Terpaksa Cuti
Mahasiswa ini juga terpaksa harus cuti kuliah karena orang tuanya masih membiayai dua adiknya yang masih duduk di bangku SMP dan SMK. Untuk biaya sekolah ini, orang tua mahasiswa itu terpaksa harus menjual sepeda motor satu-satunya.
"Ayah saya di-PHK saat pandemi tanpa pesangon. Besaran UKT saya Rp3,6 juta. Sempat dapat beasiswa dari kampus untuk semester dua dan tiga. Setelah semester tiga berjalan permohonan keringanan saya tidak dikabulkan oleh UNY. Akhirnya saya putuskan cuti dan bekerja di restoran," kata mahasiswa tersebut pada diskusi 'Ada Apa dengan UNY' digelar di sebuah warung kopi di Sleman, Senin (16/1/2023) malam.
Seorang mahasiswa lainnya juga sempat membagikan cerita tentang beratnya biaya UKT di UNY. Mahasiswa angkatan 2020 ini mengatakan jika ayahnya hanya bekerja serabutan, sementara ibunya menjadi buruh pabrik dan mengaku kesulitan membayar UKT.
"Ayah saya kerja serabutan sambil jual angkringan. Waktu pandemi penghasilan menurun. Ibu kerja jadi buruh pabrik. Biaya UKT saya kena Rp4,2 juta. Padahal penghasilan orang tua saya tidak sampai sebesar itu," ungkap mahasiswa itu.
Â
Advertisement