Liputan6.com, Banyuwangi - Sejumlah tradisi dan ritual adat pasca Hari Raya Idul Fitri dilakukan oleh masyarakat suku osing. Mulai Tradisi Barong Ider Bumi, ritual adat Seblang Olehsari hingga tradisi Puter Kayun yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Boyolangu Banyuwangi.
Puter Kayun merupakan tradisi napak tilas Masyarakat Boyolangu dengan cara beramai- ramai naik delman mulai dari Kelurahan Boyolangu hingga finis wisata Watudodol.
Tradisi ini digelar setahun sekali tepatnya hari ke -10 bulan Syawal. Dalam tradisi ini, ratusan warga naik delman dari Boyolangu menuju Panatai Watu Dodol sejauh lima belas kilometer.
Advertisement
”Puter Kayun ini merupakan puncak dari rangkain tradisi itu. Ini merupakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Boyolangu kepada Allah SWT atas rizki dan kesehatan yang diberikan selama ini,” ujar Ketua Panitia Puter Kayun Boyolangu Dharma Putra Senin (1/5/2023)
Kata Dharma, sebelum acara inti tersebut dilaksanakan. Tradisi puter kayun diawali dengan atraksi kebo-keboan. Dua orang berdandan layaknya kerbau dan dilengkapi dengan alat pembajak sawah. Setelahnya diarak berkeliling desa.
“Kita melakukan ziarah terlebih dahulu ke makam leluhur kami sebelum kebo-keboan ini digelar,”ujar Dharma yang juga merupakan sebagai pemangku adat kelurahan Boyolangu itu.
Uniknya dalam tradisi kebo-keboan juga diwarnai aksi perang air di antara penonton. Tidak Jarang warga yang menyaksikan kegiatan tersbeut juga ikut basah kuyub
Kerbau merupakan menjadi simbol petani pada zaman dahulu. Dimana Kerbau digunakan untuk membajak sawah.
“Ini menggambarkan sebagai syukur hasil alam dan melanjutkan tradisi yang diwariskan oleh tertua-tetua kami,”paparnya
Leluhur setempat yakni Buyut Jakso atau yang dikenal Ki Martojoyo itu juga menggunakan kerbau sebagai sarana untuk mengelola tanah di sawah
“Yang jelas kerbau ini merupakan sebagai alat untuk membajak sawa sejak jaman dulu, kita akan menguri- uri warisan dari leluhur kami
Kuda-Kuda Delman Puter Kayun Diperiksa Dokter Hewan
Sementara itu, kata Dharma, untuk mengantisipasi terjadinya kuda delman mati seperti yang terjadi pada tahun lalu. Seluruh kuda yang digunakan telah menjalani pemeriksaan oleh dokter hewan dari Universitas Air Langga Surabaya Kampus Banyuwangi.
“Sejak seminggu kemarin kuda- kuda yang kita gunakan sudah menjalani pemeriksaan dari dokter hewan. Selain itu, pemberian vitamin juga dilakukan, sehingga kita mengetahui kuda yang layak digunakan dan tidak ini kan menempuh perjalanan jauh. Yang jelas kita mengambil pelajaran dari peristiwa tahun lalu jangan samapi terulang kembali,” paparnya.
Advertisement