Hampir Sepekan, Dua Orang Rombongan FK UB Terseret Ombak di Pantai Jembatan Panjang Malang Belum Ditemukan

Salah satu korban yang belum ditemukan tersebut adalah JOS, mahasiswa asing program pertukaran mahasiswa (student exchange) Universitas Brawijaya Malang asal Swiss. Sementara satunya lagi adalah B yang merupakan seorang pemandu wisata.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 13 Jul 2023, 14:04 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2023, 14:00 WIB
Ilustrasi anak tenggelam (Istimewa)
Ilustrasi anak tenggelam (Istimewa)

Liputan6.com, Malang - Dua orang wisatawan yang terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Kabupaten Malang, sejak Sabtu 8 Juli 2023, belum juga ditemukan.

Salah satu korban yang belum ditemukan tersebut adalah JOS, mahasiswa asing program pertukaran mahasiswa (student exchange) Universitas Brawijaya Malang asal Swiss. Sementara satunya lagi adalah B yang merupakan seorang pemandu wisata.

Tim SAR gabungan melaksanakan pencarian korban terseret ombak tersebut dengan menggunakan perahu jukung dan melakukan pemantauan darat pada pesisir pantai di wilayah selatan tersebut.

"Tim SAR gabungan melaksanakan pencarian korban yang belum ditemukan. Pencarian dilakukan di laut dengan menggunakan perahu jukung, dan pemantauan darat," kata Koordinator Tim Basarnas Surabaya Nur Hadi, Rabu 12 Juli 2023.

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) mengupayakan untuk melakukan penyisiran dan pencarian korban lewat udara.

"Karena sampai saat ini belum ada keterangan maupun kejelasan terhadap JOS, kami terus melakukan upaya pencarian. Kami juga berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menyisir dari udara dengan menggunakan pesawat Casa," kata Dekan Fakultas Kedokteran UB Wisnu Barlianto kepada wartawan di Malang, Selasa malam.

Wisnu mengatakan untuk mempercepat informasi terkait perkembangan mahasiswa asing Program Student Exchange asal Swiss tersebut, setiap hari ada dokter yang standby di lokasi.

Sebelumnya, satu di antara lima orang yang terseret ombak di Jembatan Panjang Malang, bernama I Made Indraprastha, ditemukan meninggal dunia di Pantai Popoh, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Koordinator Tim Basarnas Surabaya Nur Hadi menyatakan, jenazah korban yang merupakan salah satu pemandu wisata tersebut ditemukan tim gabungan dan Paguyuban Nelayan Popoh kurang lebih pukul 12.30 WIB.

"Tim SAR gabungan dan Paguyuban Nelayan Popoh menemukan satu jenazah di lokasi (Pantai Popoh) tersebut," kata dia.

Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik menambahkan setelah jenazah tersebut ditemukan, dilakukan evakuasi ke Rumah Sakit dr Iskak Kabupaten Tulungagung untuk dilakukan identifikasi.

Dia mengatakan setelah mendapatkan informasi tersebut, petugas posko induk di Kabupaten Malang langsung melakukan klarifikasi dengan pihak keluarga korban di Posko Pantai Jembatan Panjang.

"Keluarga korban, melihat tanda atau ciri-ciri yang melekat di tubuh jenazah. Dari hasil identifikasi seperti jam tangan, gelang tridatu yang melekat, memiliki kecocokan atau identik dengan milik I Made Indraprastha," katanya.

Korban yang berusia 42 tahun tersebut merupakan warga Jalan Ikan Gurami Dalam, Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

 

Mahasiswi Asal Spanyol Selamat

Cuaca Ekstrem Tenggelamkan Kapal di Perairan Maluku, 14 Tewas
Ilustrasi cuaca ekstrem sebabkan gelombang tinggi di perairan.

Sementara itu, mahasiswa asing lainnya yang sudah ditemukan, Anna BR asal Spanyol sudah dirujuk ke RS Universitas Brawijaya (RSUB) dari Puskesmas Bantur, Kabupaten Malang, pada Minggu (9/7) sekitar pukul 15.000 WIB.

Dokter RSUB yang menangani Anna BR, mahasiswi asal Spanyol tersebut, dr.Vira Wardani mengatakan bahwa Anna mengalami perkembangan kesehatan yang positif.

"Saat ini Anna sudah dirawat di ruangan (kamar). Setelah kami periksa, Anna mengalami tiga hal, yakni dehidrasi, sunburn dan traumatis. Untuk dehidrasi sudah kami kelola dan kami tangani," ujar Vira.

Ia mengatakan berdasarkan kesimpulan tim dokter RSUB, Anna menunjukkan perkembangan positif, namun saat ini harus ditemani secara bergantian, namun masih tetap memberlakukan pembatasan. Sehingga, masih belum bisa dikunjungi.

Hanya saja, lanjut Vira, untuk bisa melakukan fungsinya secara mandiri, Anna membutuhkan waktu, terutama untuk mengatasi traumatis dan sunburn-nya.

"Besok kami lakukan evaluasi dan pemeriksaan kembali, semoga kondisi Anna segera pulih," ujarnya.

Ketua Internasional Relations Office FK UB dr. Happy Kurnia Permatasari, Ph.D mengatakan bahwa pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kedutaan negara asal mahasiswa, baik yang dari Spanyol maupun Swiss.

"Kami secara intensif juga berkomunikasi dengan keluarga Anna di Spanyol," ucapnya.

 

 

Awal Kejadian

Sebelumnya, lima wisatawan dilaporkan terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Sabtu (8/7), sekitar pukul 08.00 WIB. Sebanyak dua di antara lima orang yang terseret ombak tersebut merupakan WNA dengan jenis kelamin perempuan.

Peristiwa itu bermula pada saat dua WNA tersebut kesulitan untuk menepi pada saat berenang di Pantai Jembatan Panjang itu. Sebanyak tiga orang WNI yang merupakan pemandu wisata yakni I Made Indraprastha, B dan Pendik atau M. Ruspandi berusaha untuk membantu dua WNA itu.

Namun, pada saat akan membantu dua WNA tersebut ombak besar menerjang mereka dan pada akhirnya lima orang tersebut terseret ke tengah laut. Sebanyak dua di antara lima korban tersebut berhasil ditemukan dalam kondisi selamat yakni Pendik dan Ana Ramirez asal Spanyol, sedangkan I Made Indraprastha ditemukan meninggal dunia.

Saat ini, pencarian difokuskan pada dua korban lain yang belum ditemukan yakni JOS yang merupakan wisatawan berkebangsaan Swiss dan B yang merupakan seorang pemandu wisata.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya