Tak Hanya di Jakarta, Demokrat Situbondo Juga Copot Puluhan Baliho Anies-AHY karena Kecewa

Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Situbondo, ikut melucuti puluhan baliho bergambar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan, setelah Ketua Umum Partai NasDem memilih Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (bakal cawapres) mendampingi Anies.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 02 Sep 2023, 08:03 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2023, 08:03 WIB
Baliho Anies Baswedan
Kader Demokrat merobek baliho bergambar Ketua Umum Demokrat, AHY yang disandingkan Capres Anies. (Liputan6.com/Arief Pramono)

Liputan6.com, Situbondo - Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Situbondo, ikut melucuti puluhan baliho bergambar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Anies Baswedan, setelah Ketua Umum Partai NasDem memilih Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden (bakal cawapres) mendampingi Anies.

Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Situbondo Janur Sasra Ananda mengambil sikap tegas dengan menurunkan semua baliho bergambar Anies-AHY yang tersebar di seluruh kecamatan dan desa di kabupaten setempat.

"Meskipun belum ada perintah resmi dari DPP, kami dari Demokrat Situbondo berani mengambil sikap yang pertama baliho baliho bergambar Anies-AHY sekitar 25 baliho di tujuh daerah pemilihan (dapil)," ujarnya, Jumat (1/9/2023).

Tak hanya itu, kata Janur, DPC Demokrat Situbondo juga mulai men-takedown semua unggahan di beberapa aplikasi media sosial akun Demokrat Situbondo yang menayangkan video Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono, termasuk di aplikasi Tik-tok.

"Perlu diingat bahwa selama ini squad media sosial Demokrat Situbondo ini masuk tiga besar jajaran squad Demokrat secara nasional," ucapnya.

Selama ini media sosial Demokrat Situbondo berjuang keras membela Anies Baswedan, tapi per hari ini mencabut dukungannya setelah Ketua Umum Partai NasDem secara sepihak memilih Ketua Umum PKB Muhamimin Iskandar menjadi bakal calon wakil presiden mendampingi Anies.

Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024 karena Partai Demokrat dikabarkan sudah tak sejalan Partai NasDem.

Partai NasDem dinilai menjadi penyebab Partai Demokrat bakal hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan atau KPP.

"Salah satu partai membuat kesepakatan, yakni bakal calon presiden ini diambil dari luar koalisi. Artinya tidak komitmen lagi dengan perjanjian awal. Intinya kami ada kemungkinan pecah kongsi," kata Janur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pecah Kongsi

Calon Presiden yang diusung dari NasDem Anies Baswedan dan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Calon Presiden yang diusung dari NasDem Anies Baswedan menyambangi DPP Demokrat untuk bertemu dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Hadha Bayhaqi/Merdeka.com).

 

Partai Demokrat mulai mencopot baliho yang bergambar Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Anies Baswedan. Hal ini setelah Anies Baswedan dipasangkan bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

"Sudah mulai copot," kata Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra ketika dikonfirmasi, Kamis (31/8/2023).

Pencopotan baliho disebabkan rasa kecewa karena Demokrat merasa dikhianati oleh Anies Baswedan. Karena keputusan NasDem yang memutuskan sepihak berkoalisi dengan PKB.

"Sehingga komitmen kerja sama Koalisi Perubahan sudah tidak ada, karena Koalisi Perubahan tiga pihak,” kata Herzaky.

Partai Demokrat mendapatkan informasi dari tim Anies Baswedan, Sudirman Said. Sudirman menyampaikan Anies telah menyetujui kerja sama politik NasDem dan PKB. Koalisi NasDem PKB mengusung pasangan Anies-Cak Imin.

Menurut Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya, Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengambil keputusan sepihak.

Infografis Geger Kabar Cak Imin Jadi Cawapres Anies dan Tudingan Khianat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Geger Kabar Cak Imin Jadi Cawapres Anies dan Tudingan Khianat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya