Liputan6.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menggandeng Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Banyuwangi untuk menggelar operasi pasar murah jelang Natal dan tahun Baru 2024.
Bulog menjadi pihak pendukung terlaksananya operasi pasar dengan menjual beberapa komoditi yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, di antaranya beras, minyak, tepung dan gula.
Untuk beras impor merk SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan) harga di operasi pasar adalah Rp 51 ribu perlima kilogram atau Rp 10.200 perkilogram.
Advertisement
Selain SPHP, Bulog Banyuwangi juga menjual beras kualitas premium yang merupakan beras asal petani lokal. Dijual dengan dua varian harga yaitu Rp 63 ribu dan Rp 66 ribu.
“Berapapun kebutuhan masyarakat, kami tidak membatasi. Apabila habis dan pasar masih cukup ramai serta antusias, kami akan kembali (dari gudang),” kata Kepala Bulog Cabang Wilayah Banyuwangi, Harisun Rabu (6/12/2023).
Bulog mendukung upaya stabilisasi harga pangan di Kabupaten Banyuwangi melalui operasi pasar, baik dilakukan secara gabungan dengan Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) maupun secara mandiri.
“Satu hari kadang ada yang dobel, 3 kali pelaksanaan. Insya Allah terakhir digelar tanggal 29 Desember 2023,” lanjutnya.
Per titik, Bulog menggerojok minimal 2,5 ton beras untuk masyarakat, yang akan ditambah apabila kuota tersebut dirasa masih kurang.
Tak hanya menggerojok operasi pasar murah, Bulog setiap harinya juga men-supply pasar-pasar tercatat Badan Pusat Statistik (BPS).
“Setiap hari ada 5 pasar, sekarang tambah 4, jadi ada 9 pasar yang jumlah titiknya ada 144 pengecer,” urainya.
Terkait multiefek dari upaya-upaya yang telah dilakukan bersama, Harisun meyakini terdapat pengaruh pada tingkat inflasi Kabupaten Banyuwangi yang saat ini terendah di seluruh Indonesia.
Harga Pangan Diprediksi Naik 50 Persen
Sementara Itu Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Banyuwangi Nanin Oktavianti mengatakan, operasi pasar ini agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru akan datang.
Sebab, kata Nanin, menjelang momen hari-hari besar keagamaan belajar dari pengalaman, diprediksi akan terjadi lonjakan kebutuhan pangan lebih dari 50 persen jika dibandingkan hari hari biasanya.
"Operasi pasar ini kita gelar agar masyarakat tidak panik, kita tambahi stok untuk operasi pasarnya,” tuturnya.
Advertisement