Alexandre Polking genap baru empat bulan menangani Timnas Thailand. Pelatih kelahiran Brasil ini telah dikontrak sejak bulan September 2021 lalu untuk menggantikan pelatih asal Jepang, Akira Nisino, yang didepak Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT).
Meski tergolong anyar, tetapi pelatih yang akrab disapa Mano ini mampu menunjukan kemampuannya kala Timnas Thailand berlaga di ajang Piala AFF 2020. Kompetisi yang berlangsung sejak 5 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022 ini tampaknya bukanlah rintangan yang sulit bagi eks pemain divisi dua Bundesliga ini.
Hal ini dibuktikan Mano dengan membawa Timnas Thailand melenggang ke partai puncak untuk kesembilan kalinya. Bahkan, Timnas Thailand mencatatkan rekor fantastis dengan meraih 5 kemenangan dan 1 hasil imbang untuk melaju ke babak final.
Selain itu, skuat Gajah Perang ini hanya kebobolan satu angka selama melakoni babak penyisihan grup dan babak semifinal. Tentunya hal tersebut menjadi kebanggaan bagi Mano dalam karier kepelatihannya.
Pelatih Minim Prestasi
Mano memang menjadi juru taktik yang sangat menakutkan di ajang Piala AFF 2020. Namun, siapa sangka, karier kepelatihannya ternyata tidak semulus kemenangannya bersama Timnas Thailand di ajang paling bergengsi di Asia Tenggara ini.
Sejak memutuskan menjadi pelatih kepala pada tahun 2012, sejatinya presentase kemenangan yang dihasilkan Mano mayoritas tidak lebih dari 50 persen. Presentase terbaiknya adalah kala menukangi Bangkok United selama enam musim (2014-2020) dengan presentase kemenangan mencapai 57 persen.
Sisanya, presentase kemenangan Mano di klub lain selalu berada di bawah 50 persen. Seperti kala melatih Army United (41,2 persen), Suphanburi FC (42,9 persen) dan Ho Chi Minh City (33,3 persen).
Ia bahkan pernah didepak Suphanburi FC setelah meraih hasil buruk dalam 14 laga. Saat itu, Mano hanya berhasil meraih 6 kemenangan, 3 hasil imbang, dan 5 kekalahan. Alhasil, untuk mencegah Suphanburi FC terjun ke papan bawah, manajemen memecat Mano yang belum genap melatih selama satu musim.
Disisi lain, sebelum menukangi Timnas Thailand, sejatinya Mano juga memiliki presentase buruk bersama Ho Chi Minh City. Menukangi Ho Chi Minh City pada periode November 2020 sampai Agustus 2021, Mano hanya berhasil meraih 4 kemenangan, 2 hasil imbang, dan enam kekalahan dari 12 laga.
Bisa dibilang, meski memiliki statistik yang tidak cukup baik, Mano langsung mendapat tawaran kontrak dari Timnas Thailand sebulan pasca menangani Ho Chi Minh City. Tampaknya, faktor kedekatan menjadi salah satu pertimbangan bagi FAT mengkontrak Mano.
Maklum, Mano bukanlah orang asih dalam Timnas Thailand. Ia tercatat pernah menjadi asisten pelatih Timnas Thailand kala dikepalai Winfried Schafer pada rentang waktu 2011-2013. Kala itu, Schafer berhasil membawa Timnas Thailand melaju ke partai puncak Piala AFF 2012. Walau, pada akhirnya harus menyerah atas Singapura usai kalah agregat 3-2.
Paham Budaya Thailand
Meski prestasinya hanya membawa Bangkok United menduduki peringkat runner up pada musim 2016 dan 2018, serta runner up di ajang Thai FA Cup 2017 dengan tim yang sama. Namun, Mano tampaknya sudah paham karakteristik para pemain Thailand.
Wajar saja, Mano telah bekutat dengan sepak bola Thailand sejak tahun 2012 atau hampir satu dekade lamanya. Sehingga, ia sudah paham betul tipe-tipe pemain yang dibutuhkan Timnas Thailand untuk mengarungi ajang bergengsi pertamanya ini, yakni Piala AFF 2020.
Ditambah, kualitas pemain Timnas Thailand sangat berkelas, bisa dibilang satu level di atas pemain Timnas Indonesia. Dimana banyak pemainnya yang berkarier di luar negeri, selain itu kasta tertinggi Liga Thailand pun kerap eksis di zona Asia. Tentu, menjadi keuntungan tersendiri bagi Mano untuk menyusun tim terbaik.
Waspadai Indonesia
Walau berhasil mencatatkan rekor tanpa kekalahan di ajang Piala AFF 2020. Tampaknya Mano memberi perhatian lebih pada laga final nanti yang digelar pada 29 Desember 2021 dan 1 Januari 2022. Mano mewaspadai pergerakan cepat Timnas Indonesia.
Menurutnya, skuat Garuda memiliki pemain yang tidak pernah lelah untuk berlari. Sehingga, hal ini diyakini dapat menyulitkan Timnas Thailand untuk mengembangkan permainan.
Â
Â