Pengertian

Deep Vein Thrombosis (DVT) adalah pembentukan pembekuan darah (thrombus) pada pembuluh darah vena dalam. Lokasi tempat DVT sering ditemukan adalah pembuluh vena pada paha atau kaki, walaupun bisa ditemukan pada bagian tubuh lainnya.

Penyebab

Beberapa hal dapat menyebabkan terjadinya Deep Vein Thrombosis (DVT)  atau pembentukan bekuan darah, seperti:

  • aliran darah yang lambat. Hal ini berkaitan dengan kondisi tidak bergerak (imobilisasi) dalam waktu yang lama, misalkan pada saat berada di perjalanan jauh atau bed rest untuk jangka waktu yang lama.
  • Kerusakan lapisan dalam dari pembuluh darah vena. Hal ini dapat disebabkan faktor fisik, biologis, atau kimiawi. Misalnya pada proses peradangan, respons sistem imun, atau pada kondisi pembedahan.
  • Kondisi darah yang kental atau mudah menggumpal. Hal ini dapat ditemukan misalnya pada penderita polisitemia vera (penyakit kelebihan darah, terjadi ketika sumsum tulang menghasilkan sel darah merah dalam jumlah berlebihan), dehidrasi, penggunaan hormon, dan lainnya.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis Deep Vein Thrombosis (DVT), selain dengan mendata informasi tentang pasien dan melakukan pemeriksaan fisik, ada beberapa jenis pemeriksaan yang dapat membantu, yaitu:

  • D-dimer. Ini adalah pemeriksaan darah untuk memeriksa bagian dari thrombus yang terurai dalam aliran darah. Semakin tinggi hasil D-dimer semakin kuat mengarah dugaan kuat adanya bekuan darah.
  • Ultrasonografi, yaitu pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan bekuan darah dalam vena. Pemeriksaan khusus dengan Doppler dapat melihat aliran darah, sehingga dapat ditentukan, aliran tersebut lancar atau sudah terganggu.
  • Venogram, yaitu pemeriksaan radiologi dengan larutan kontras. Tinta khusus akan dimasukkan ke dalam pembuluh vena lalu berjalan ke atas kaki dan ditangkap gambarannya menggunakan sinar sinar X.

Deep Vein Thrombosis

Gejala

Mereka yang memiliki masalah Deep Vein Thrombosis (DVT) umumnya mengalami beberapa gejala, seperti:

  • nyeri, umumnya saat berdiri atau berjalan
  • pembengkakan pada satu sisi kaki
  • kulit teraba panas dan tampak merah pada area DVT

Bekuan darah/ thrombus pada area DVT dapat terlepas dan berjalan melalui pembuluh darah lalu menyumbatnya, hal ini dinamakan emboli. Pulmonary Emboli adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada masalah DVT.

Pulmonary Emboli merupakan emboli yang menyumbat arteri pada paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru atau organ tubuh lainnya, bahkan menyebabkan kematian.

Pengobatan

Ada beberapa teknik pengobatan yang biasanya dilakukan untuk mengatasi Deep Vein Thrombosis (DVT), seperti:

  • Terapi obat-obatan:
    • Antikoagulan: dikenal juga dengan sebutan obat pengencer darah. Berfungsi mencegah darah membeku dan menjadi thrombus atau gumpalan darah, namun tidak dapat memecah thrombus yang sudah terbentuk. Contohnya: warfarin, heparin, dsb
    • Thrombolitik: berfungsi memecah thrombus yang telah terbentuk. Contohnya: alteplase
  • Pembedahan: pemecahan thrombus dengan kateterisasi, thrombektomi, angioplasti, stent vena, dan penggunaan vena cava filter.
  • Penggunaan stoking: penggunaan graduated compression stocking yang dapat menciptakan tekanan yang menyebabkan darah terus bergerak sehingga tidak stasis dan menciptakan thrombus. Penggunaan stoking ini juga membantu meredakan bengkak pada kaki

Pencegahan

Secara umum, beberapa hal berikut bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan Deep Vein Thrombosis (DVT), seperti:

  • stop merokok
  • rutin berolahraga
  • menjaga pola makan sehat dan seimbang
  • menjaga berat badan ideal

Mereka dengan faktor risiko berikut juga perlu lebih berhati-hati terhadap munculnya DVT, yaitu:

  • memiliki riwayat DVT sebelumnya
  • memiliki riwayat penggumpalan darah pada keluarga
  • berada dalam kondisi yang membuat darah kental atau mudah menggumpal, misalnya mereka yang menggunakan kontrasepsi hormonal atau mengalami penyakit darah
  • luka pada pembuluh vena dalam, misalnya saat pembedahan, patah tulang, atau trauma lainnya
  • imobilisasi, misalnya bila dalam perjalanan jauh atau bed rest dalam waktu lama
  • kehamilan dan nifas
  • mendapat perawatan untuk kanker
  • usia > 60 tahun
  • obesitas
  • merokok

Mereka dengan faktor risiko ini sebaiknya rutin berkonsultasi ke dokter agar dapat menjalani evaluasi secara menyeluruh. Jika Anda melakukan perjalanan jauh, jangan lupa untuk bergerak setidaknya sejam sekali dan hindari menggunakan pakaian yang ketat. Pastikan Anda minum cukup air. Jika diperlukan, dokter akan menyarankan Anda untuk menggunakan stoking kompresi atau antikoagulan sebelum melakukan perjalanan jauh.

Tampilkan foto, video, dan topik terkait