Pengertian
Sindrom Brugada merupakan kelainan genetik yang ditandai dengan gangguan aliran listrik pada jantung. Penyakit ini jarang terjadi. Namun bila terjadi, kondisinya sangat serius dan dapat menyebabkan kematian mendadak.
Gangguan ini membuat irama atau detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Akibatnya jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
Penyebab
Sindrom Brugada merupakan gangguan pada jantung yang terkait dengan kelainan genetik. Dalam keadaan normal, agar jantung dapat berdenyut, aliran listrik yang dicetuskan oleh atrium kanan jantung akan dialirkan ke dalam suatu kanal hingga menggerakkan otot jantung untuk berdenyut.
Pada sindrom Brugada, terjadi kelainan genetik yang menyebabkan kanal tersebut mengalami kelainan, sehingga aliran listrik jantung dapat mengalir terlalu cepat secara tidak terkontrol. Orang yang memiliki orang tua menderita sindrom Brugada memiliki risiko tinggi mengalaminya juga.
Diagnosis
Pemeriksaan utama dari sindrom Brugada adalah pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiogram/ EKG) untuk melihat aktivitas listrik jantung. Saat dilakukan EKG, dokter dapat menyuntikkan obat tertentu untuk melihat adanya aktivitas listrik jantung yang tidak normal akibat sindrom Brugada.
Pemeriksaan genetik juga dapat dilakukan untuk memastikan adanya sindrom Brugada. Pemeriksaan genetik dilakukan dengan mengambil sampel dari darah penderita.
Gejala
Sebagian kasus sindrom Brugada tidak menunjukkan gejala apapun. Bila terdapat gejala, yang dapat terjadi adalah pingsan berulang, kejang, jantung berdebar-debar, nyeri dada, sukar bernapas, atau kepala terasa melayang. Gejala ini biasanya baru muncul saat penderita berusia 30 tahun ke atas.
Gejala tersebut umumnya muncul mendadak. Namun pada beberapa kasus, gejala sindrom Brugada dipicu oleh demam, dehidrasi, atau terlalu banyak minum alkohol.
Pengobatan
Tujuan pengobatan sindrom Brugada bukanlah untuk menghilangkan penyakitnya, melainkan untuk mencegah komplikasi berbahayanya. Pengobatan diberikan oleh dokter spesialis jantung. Bila dokter menilai bahwa penderita sindrom Brugada memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelainan aliran listrik jantung yang mengancam nyawa, maka dokter akan menyarankan pemasangan implantable cardiac defibrillator (ICD).
ICD merupakan sebuah alat yang diletakkan di bawah kulit di dada. Bila ada irama jantung abnormal yang mengancam nyawa, ICD akan mendeteksinya dan memberikan terapi kejut jantung agar kondisi jantung kembali normal.
Selain itu, penderita sindrom Brugada juga perlu menghindari pencetus aliran listrik abnormal yang dialami. Secara umum, penderita sindrom Brugada sebaiknya menghindari kondisi dehidrasi, demam tinggi, dan mengkonsumsi terlalu banyak alkohol.
Pencegahan
Hingga kini tak ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sindrom Brugada. Namun karena orang yang mengalami sindrom ini dapat menurunkan penyakit tersebut pada anaknya, maka istri/ suami yang mengalami sindrom Brugada sebaiknya melakukan konseling genetik dahulu dengan dokter sebelum merencanakan keturunan.
Berita Terbaru
Turis Singapura Maafkan Pelaku Pelecehan di Bandung, Minta Kasus Dihentikan
Selama 2024 14 Anggota Polda Lampung PTDH, Kapolda Tegaskan Komitmen Disiplin
Dapatkan Link Live Streaming Liga Inggris Liverpool vs Manchester United di Vidio, Kick-off Sebentar Lagi
Ikhtilaf Para Ulama tentang Asal Usul Penamaan Bulan Rajab
Makan Bergizi Gratis Dimulai Besok, 4 SPPG di Jakarta Siapkan Menu untuk 12.054 Siswa
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Gresik Petrokimia Beri Jakarta Pertamina Enduro Kekalahan Kedua
Pembangunan Irigasi Jadi Tanggung Jawab Pusat, DPR Yakin Target Swasembada Pangan 2027 Terwujud
Akhiri Dominasi Thailand, Vietnam Juara Piala AFF 2024
Seputar Tren Perawatan Kecantikan Polinukleotida, Pengganti Filler dan Botox yang Dianggap Ketinggalan Zaman
Aksi Mahasiswa Bandung: Buka 2025 dengan Luapan Kemarahan ke Pejabat Hedon
Polres Pemalang Pastikan Pengusutan Kasus Penipuan Penerimaan Polri Profesional, Pelaku Ditahan
Exco PSSI Ucap Terima Kasih STY dan Sebut Sang Pelatih Timnas Indonesia sebagai Bagian Sejarah, Sinyal Apa?