Liputan6.com, California - Sebuah video yang diduga menampilkan seorang remaja melakukan aktivitas seks telah meluas di jejaring sosial. Mengetahui hal tersebut, remaja berusia 14 tahun itu pun depresi dan akhirnya bunuh diri.
Matthew Burdette, demikian nama remaja tersebut, meninggalkan pesan terakhir yang mengatakan bahwa dirinya tidak bisa sekolah lagi. Pesan itu ditulis Matthew, sebelum ia melakukan bunuh diri saat liburan Thanksgiving bersama keluarganya pada bulan November 2013.
Kejadian ini bermula ketika Matthew meninggalkan kelas untuk makan biji bunga matahari dan pergi ke toilet. Seorang teman sekelasnya kemudian secara diam-diam merekam aktivitas Matthew serta mengunduhnya ke SnapChat dan Vine.
Selanjutnya >>>
Orangtua Gugat Pihak Sekolah
Atas kejadian ini orangtua Matthew, Timothy dan Barbara Burdette menuduh staf sekolahnya, University City High School di California, tidak melakukan apapun untuk mencegah perbuatan yang tak terpuji itu.
"Setelah video itu di-posting, Matthew terus-menerus di-bully, diganggu, dan diejek oleh teman sekolahnya yang telah melihat video itu," kata Timothy dan Barbara kepada San Diego Unified School District, seperti dikutip dari laman Mirror, Kamis (17/7/2014).
Pun demikian, tidak dijelaskan aktivitas seks apa yang telah dilakukan Matthew di toilet.
Selanjutnya>>
Advertisement
Minta Ganti Rugi Puluhan Miliar
Dalam gugatannya, mereka meminta ganti rugi sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 11,7 miliar. "Matthew memiliki Kepribadian yang positif dan mudah bergaul. Setelah video itu menyebar, dirinya merasa tidak aman dan depresi," terang Timothy dan Barbara.
Orangtua Matthew juga tidak senang karena mereka tidak mendapatkan kepastian soal hukuman yang akan diberikan kepada anak yang telah memfilmkan dan menyebarkan video tersebut.
Maka dari itu mereka memutuskan untuk mengajukan gugatan kepada pengadilan setempat guna menyoroti bahaya cyberbullying. Alhasil, tersangka akhirnya ditangkap oleh Departemen Kepolisian San Diego dan kasus ini akan disidangkan pada 23 Juli 2014.