iPod Dilahirkan Untuk Mati

Meski Apple secara diam-diam 'memusnahkan' iPod Classic, ternyata kematian iPod sudah diprediksi sejak awal oleh para penciptanya.

oleh Andina Librianty diperbarui 26 Sep 2014, 16:49 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2014, 16:49 WIB
Selamat Tinggal iPod Classic!
Foto: iPod Classic (engadget.com)

Liputan6.com, Jakarta - Apple telah mempensiunkan media player pertamanya, iPod Classic. Langkah ini cukup mengejutkan karena dilakukan secara diam-diam. Tapi ternyata 'kematian' iPod sudah diprediksi sejak awal.

Hal itu diungkapkan oleh Tony Fadell, mantan karyawan Apple yang juga dikenal sebagai salah satu 'bapak' iPod. Menurut Fadell, revolusi Apple dalam segmen pemutar musik selalu diprediksi akan digantikan.

Fadell sendiri adalah salah satu orang di balik lahirnya iPod dan menjadi Senior Vice President Apple, hingga akhirnya meninggalkan perusahaan pada 2008 untuk mendirikan Nest Labs. Perusahaan yang didirikannya bersama Matt Rogers itu diakuisisi oleh Google pada awal tahun 2014.

"Tidak bisa dihindari bahwa sesuatu akan menggantikan tempatnya (iPod). Kami pada 2003 atau 2004, mulai bertanya kepada diri kami sendiri apa yang akan membunuh iPod," ungkap Fadell seperti dilansir Business Insider, Jumat (26/9/2014).

Lalu pada saat ini, sambungnya, semua orang yang terlibat di Apple tahu bahwa yang bisa menggantikan iPod adalah layanan streaming. "Kami menyebutkan 'kotak musik angkasa yang ada di langit'. Dan kita memilikinya saat ini: musik di cloud," tuturnya.

Prediksi Fadell dan tim memang benar, layanan streaming seperti Spotify dan Pandora kini banyak bertebaran dan bisa diakses siapa pun. Kendati demikian, bagi Fadell, siklus hidup iPod menunjukkan bagaimana cepatnya proses kerja industri teknologi.

Meski sedih melihat salah satu desain paling terkenal dari Apple telah redup, Fadell yakin akan selalu ada inovasi terbaru.

"Saya akan merindukan iPod karena saya menyukainya. Tapi tahukah Anda, memang seperti ini lah caranya. Saya selalu menyukai Apple II, dan selalu melihat perangkat ini datang dan pergi. Tapi kalian tidak bisa terlalu bernostalgia. Lebih baik bersemangat untuk menyambut masa depan," papar Fadell.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya