Liputan6.com, Jakarta - Google sedang dirudung masalah. Perusahaan raksasa berbasis internet ini belakangan terbentur masalah antitrus (monopoli) di ranah binis internet.
Sebuah dokumen rahasia milik Federal Trade Commission (FTC) yang bocor dan dipublikasikan Wall Street Journall mengungkapkan bahwa Google memang terindikasi menerapkan praktek monopoli dalam berbisnis.
Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa Google terbukti menggunakan secara ilegal konten-konten milik penyedia layanan lain, seperti TripAdvisor dan Amazon di halaman mesin pencari meraka.
Dan ketika perusahaan-perusahaan itu protes, Google pun disebutkan langsung mengancam untuk menghapus semua hasil pencarian di mesin pencari Google Search yang mengarah pada mereka.
Di luar apakah yang dilakukan Google itu merupakan tindakan monopoli atau bukan, yang pasti kondisi tersebut memperlihatkan bagaimana pentingnya aliran informasi yang disediakan oleh Google di dunia maya. Perusahaan-perusahaan lain otomatis akan 'keok' ketika Google mengancam tidak akan menampilkan hasil pencarian terkait perusahaan mereka.
Ini yang wajib dipahami!
Kebanyakan dari kita menganggap mesin pencari Google Search bersifat layaknya peta. Tuliskan di kolom kata kunci terkait hal apa yang kita butuhkan informasinya, dan informasi yang tepat dan paling relevan akan muncul.
Faktanya tidak. Bukan begitu cara kerja mesin pencari Google. Matt Rosoff, jurnalis teknologi Business Insider menjelaskan bahwa dari sekian banyak produk Google --Android, YouTube, mobil yang bisa berjalan sendiri, dan lain-lain-- mesin pencari Google Search adalah 'senjata komersil' yang paling diandalkan. Ini adalah lini bisnis terpenting dan paling banyak menghasilan pundi-pundi uang bagi Google. Google adalah pelopor, perumus, 'rajanya' bisnis iklan digital.
Google Search dapat diibaratkan sebagai 'papan iklan'. Ya, papan iklan yang dilihat puluhan juta atau mungkin ratusan juta pengguna internet di seluruh di dunia.
Hasil pencarian yang ditampilkan di Google Search, khususnya yang berkaitan dengan produk, adalah konten-konten berbayar. Para produsen, vendor, distributor, (bahkan media), serta lainnya yang bertujuan memasarkan produk akan berlomba-lomba untuk tampil di deretan teratas dan terdepan di laman mesin pencari Google.
Dan hasilnya Google mengeruk keuntungan super besar dari sistem iklan digital yang mereka terapkan di Google Search. Di 2014, iklan digital Google mencatatkan keuntungan mencapai US$ 45 milyar. Sementara untuk total keuntungan Google di tahun kemarin adalah US$ 66 milyar.
Terbukti iklan digital berkontribusi lebih dari 60% total keuntungan Google. Bandingkan dengan lini bisnis populer lainnya milik Google seperti YouTube misalnya yang 'hanya' mampu menyumbang US$ 4 milyar.
NEXT
Faktanya Google selalu selangkah lebih maju
Terlepas dari terbukti atau tidak Google melakukan monopoli, yang pasti strategi bisnis Google --terutama di lini bisnis iklan digital-- selalu lebih maju dari siapapun.
Buktinya bisa Anda lihat di Android. Ya, sistem operasi mobile besutan Google ini bersifat open platform. Google mempersilahkan produsen perangkat manapun untuk mengadopsi Android. Hasilnya Android menguasai pasar perangkat mobile dunia.
Apakah Google mendapatkan keuntungan dari Android? Secara langsung, tidak. Akan tetapi patut diingat, semakin banyak yang menggunakan Android, Google akan menguasai segmen browser mobile melalui aplikasi peramban Chrome.
Dengan semakin banyak orang yang menggunakan Chrome, akan semakin banyak pula orang-orang yanga akan diarahkan untuk mengakses mesin pencari Google Search secara mobile. Dan ini artinya, pasar iklan digital Google semakin luas dengan merambah pengguna perangkat mobile.
Selain itu, Android juga akan mengarahkan semakin banyak orang ke layanan-layanan milik Google lainnya yang bisa diakses secara mobile. Dan di dalam layanan-layanan Google tersebut tersisipi berbagai iklan digital.
(dhi/isk)
Advertisement