Liputan6.com, Jakarta - Marketing merupakan salah satu aspek yang memainkan peran penting bagi perusahaan. Di era seperti sekarang ini, yang mana lalu lintas internet sangat tinggi, konsep marketing perlu melakukan penyesuaian, di antaranya ke dalam bentuk 'mobile marketing'.
Bertempat di kawasan Senopati, Jakarta, Jumat (2/10/2015), Mobile Marketing Association (MMA) menggelar acara media briefing. Di acara tersebut, dikatakan bahwa perusahaan sangat dianjurkan untuk beralih ke mobile marketing dalam memasarkan produk-produknya.
Anjuran itu bukanlah tanpa alasan. Dalam salah satu kesempatan di acara tersebut, Rohit Dadwal, Managing Director MMA Asia-Pacific mengatakan bahwa setidaknya ada 3 hal yang 'memaksa' perusahaan untuk beralih ke mobile marketing.
Pertama, efektivitasnya tinggi. Menurut data-data yang dikantongi MMA dari beberapa riset, mobile marketing sangat efektif. Bahkan, jika dibandingkan dengan kombinasi media-media konvensional yang biasa digunakan untuk marketing, seperti televisi, radio, media cetak, dan sebagainya, efektivitas mobile marketing hampir mencapai 2 kali lipat dari media konvensional.
Kedua, keberhasilan mobile marketing telah terbukti. Maksudnya, banyak perusahaan telah membuktikan keampuhan mobile marketing dalam menyampaikan pesan atas produk-produknya. Produk-produk mereka menjadi dikenal dan lebih dekat dengan para consumers.
Ketiga, jika ternyata suatu perusahaan masih enggan untuk beralih ke mobile marketing, perusahaan itu telah melewatkan kesempatan emas. Masih dari data yang disampaikan MMA, penetrasi perangkat mobile di Indonesia yang sangat tinggi menjadi penyumbang terbesar lalu lintas internet di Indonesia.
Maka dari itu, di masa depan perusahaan yang tidak menerapkan mobile marketing akan tertinggal jauh oleh perusahaan lain yang telah menerapkannya. Satu hal yang sangat identik dengan mobile marketing tentunya mobile advertising atau iklan mobile.
Adapun saat dimintai tanggapan tentang aplikasi pemblokir iklan oleh tim Tekno Liputan6.com setelah acara usai, praktisi industri dengan pengalaman lebih dari 18 tahun tersebut mengungkapkan, "Soal pemblokir iklan, bagi kami itu bukan masalah serius. Logikanya sederhana saja, consumers memblokir iklan jika konten iklan itu tidak relevan baginya. Jadi, kalau kontennya relevan, consumers tidak akan memblokirnya. Karena itu, salah satu tugas kita adalah membuat konten yang relevan bagi consumers."
Baca Juga
(why/isk)
Advertisement