Liputan6.com, Jakarta - Banyak pengguna smartphone yang hingga kini bertanya-tanya bagaimana cara agar baterai yang terbenam di ponsel kesayangannya awet alias memiliki umur panjang. Wajar saja, mengingat baterai layaknya 'jantung' di sebuah smartphone.
Baterai sendiri adalah 'masalah' abadi bagi pemilik smartphone. Banyak dari kita yang memiliki handset, bisa dipakai hingga bertahun-tahun. Namun sayangnya, baterai smartphone kebanyakan cuma bisa bertahan dalam hitungan bulan.
Lithium-ion adalah jenis baterai yang diadopsi sejumlah vendor smartphone untuk memperkuat perangkatnya hingga lebih dari dua dekade, dan belum berubah sejak Sony mulai memproduksinya pada 1991.
Meskipun banyak ilmuwan yang berusaha untuk mencari cara yang jauh lebih efektif ketimbang lithium-ion, tapi saat ini belum ada jenis baterai yang sepenuhnya menggantikan dominasi lithium-ion.
Bicara soal teknologi penopang daya tersebut, berikut ini adalah 6 mitos yang perlu diketahui tentang baterai smartphone Anda.
1. Apakah baterai ponsel perlu dicas saat baru dibeli?
Sejumlah penjual banyak yang menyarankan agar pengguna mengisi baterai pada smartphone yang baru saja dibeli hingga penuh dan dicas hingga berjam-jam sebelum digunakan.
Jawabannya adalah tidak. Jenis baterai sebelumnya seperti nikel kadmium memiliki "efek memori" yang berarti baterai akan mempertahankan kapasitas tertentu berdasarkan bagaimana mereka telah diisi dan dikosongkan.
Dengan baterai jenis lithium-ion yang lebih modern, kebanyakan kalangan setuju bahwa tidak ada efek tersebut dan baterai ini pun lebih handal.
Anda juga tidak perlu mengkalibrasi smartphone dengan menguji ketahanan baterai. Apple dan vendor smartphone lainnya tidak lagi merekomendasikan hal ini.
Selanjutnya
2. Apakah daya baterai menurun dari waktu ke waktu?
Ya, Anda tidak bisa mempertahankan daya baterai yang digunakan dari waktu ke waktu. Baterai lithium-ion dirancang untuk menahan sejumlah "siklus" - menguras penuh baterai. Semakin sering dicas, daya baterai akan semakin terkuras.
Apple pernah menuturkan, "Anda mungkin menggunakan 75 persen dari baterai selama satu hari, kemudian mengisi ulang sepenuhnya semalam. Jika Anda menggunakan 25 persen pada hari berikutnya, baterai akan kosong 100 persen, dan selama dua hari akan menambahkan satu siklus pengisian."
Baterai smartphone rata-rata memiliki antara 300 dan 500 siklus sebelum mencapai 70 persen dari kapasitas aslinya.
3. Benarkah ngecas terlalu lama bisa merusak baterai?
Tidak juga. Banyak yang beranggapan bahwa 'ngecas' baterai smartphone terlalu lama dapat membuat kondisi baterai memburuk. Sistem baterai modern, bisa mengurangi tegangan listrik, sehingga akan menyesuaikan kebutuhan daya yang dibutuhkan.
Kecuali smartphone dalam kondisi overheat. Panas menyebabkan kinerja baterai lithium-ion berkurang. Suhu panas yang lebih dari 30 derajat Celcius dapat merusak baterai.
Cobalah untuk menjaga smartphone Anda relatif dingin saat pengisian, dengan menempatkannya di ruang yang sejuk atau jauh dari paparan cahaya matahari.
Advertisement
Selanjutnya
4. Apakah harus menunggu sampai baterai kosong dulu baru dicas?
Tidak juga. Anda bisa mengisi baterai smartphone sesuai dengan kebutuhan. Mengutip laman Telegraph, Selasa (19/1/2016), untuk diketahui bahwa siklus pengisian baterai yang lama sebenarnya lebih buruk daripada yang sebentar.
Kesimpulannya adalah menggunakan smartphone dengan baterai minimum 50 persen, kemudian melakukan pengisian lagi dan memakainya hingga di bawah 50 persen, lebih baik daripada benar-benar kosong.
5. Apakah mematikan Wi-Fi bisa meningkatkan daya baterai?
Wi-Fi dan Bluetooth memiliki karakter berbeda dalam 'menguras' daya baterai. Mematikan dua konektivitas tersebut memang bisa membuat baterai lebih hemat, tetapi tak terlalu berpengaruh.
Saat sinyal jaringan telekomunikasi tidak stabil dan smartphone bekerja mencari sinyal, bagaimanapun sangat menguras daya baterai. Anda dapat mengaktifkan mode airplain jika Anda tidak memerlukan sinyal ponsel.
Jika di sekitar Anda ada hotspot Wi-Fi, hubungkanlah. Menggunakan jaringan 4G atau 3G menguras baterai jauh lebih cepat daripada Wi-Fi.
(isk/Why)