Liputan6.com, Jakarta - Teknologi tak hanya dimiliki oleh mereka yang telah menciptakan aplikasi. 3D priniting juga patut diperhitungkan. Teknologi tersebut bahkan banyak diterapkan untuk kebutuhan medis hingga luar angkasa.
Mungkin sulit untuk menemukan sektor industri yang tepat untuk teknologi 3D printing. Namun, baru-baru ini sekelompok grup dari University of Colorado Boulder, Amerika Serikat, yang menamainya Tactile Picture Books Project, menciptakan buku untuk anak-anak berkebutuhan khusus, yakni tunanetra.
Idenya cukup sederhana. Mereka membuat tulisan yang dapat diraba, dengan gambar yang dibuat dalam bentuk kalimat dan cerita. Buku ini dirancang bagi anak-anak yang belum mempelajari huruf Braille.
"Anak-anak yang baru memulai belajar Braille mungkin bisa mengenali beberapa kata. Namun, gambar 3D akan menjadi hal yang penting untuk mengembangkan aksara mereka," ujar tim Tactile Picture Books Project, seperti dikutip dari Digital Trends, Selasa (9/2/2016).
Baca Juga
Untuk membuat buku tersebut, mereka ini mengganti beberapa kata dengan 3D yang disematkan di halaman. Tim Tactile berupaya memasukkan beberapa cerita yang menjadi favorit anak-anak, Alice in Wonderland misanya.
"Teks cetak 3D dapat diubah menjadi Braille juga. Dengan begitu, anak-anak yang tak bisa melihat dapat mengikuti kisah ini dengan jari-jemari mereka," tuturnya dalam situs resmi.
Proses pemahaman akan sangat mudah karena menggunakan gambar yang dikonversi dalam bentuk huruf. Setelah kata-kata dikenali, algoritma akan mencari 3D dan memasukkannya ke posisi di mana letak kata-kata itu sebelumnya.
"Misi kami adalah menciptakan buku gambar 3D untuk anak-anak tunanetra dan memahami pertanyaan ilmiah dan teknis yang timbul," tutur Tim Tactile.
(Cas)
Advertisement