Liputan6.com, Bandung - Hari ini merupakan hari besar bagi para pelaku industri game (gim) dan gamer di Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pencanangan tanggal 8 Agustus sebagai Hari Game Indonesia (Hargai).
Diharapkan dengan pencanangan hari ini sebagai Hari Game Indonesia, masyarakat luas semakin terbuka persepsi dan loyal terhadap berbagai judul gim buatan anak bangsa.
Baca Juga
Hal serupa juga diharapkan oleh Garibaldy W. Mukti, selaku CEO Nightspade--salah satu studio gim berbasis di Bandung--yang mengatakan, paradigma umum publik Indonesia akan permainan digital tak harus selalu buruk dan lebih positif.
"Gim selalu jadi kambing hitam ketika ada kasus negatif yang berhubungan dengan gim, padahal gim itu hanya sebatas medium. Tak beda dengan televisi, koran, dan radio. Bagus atau tidak pengaruhnya tergantung konten," katanya kepada Tekno Liputan6.com di Bandung, Senin (8/8/2016).
Serupa dengan Garibaldy, Muhammad Ajie Santika, CEO Tinker Games--pengembang gim di Bandung lainnya--menambahkan, industri gim sebenarnya lebih besar ketimbang industri film.
Ajie melihat semakin perlunya karya anak bangsa yang nge-hits, semisal Tahu Bulat dan DreadOut dapat distimulus oleh pihak terkait sehingga kita jadi tuan rumah tanah sendiri.
"Hargai sebagai ajang pertama memperoleh banyak dukungan dari berbagai pihak. Kita ingin pangsa asing 90% pada saat ini dapat dikurangi, harapannya gim lokal mencapai pangsa pasar 40% pada 2020 nanti," pungkasnya.
(Msu/Ysl)
Advertisement