Liputan6.com, Cupertino - Samsung Galaxy Note 7 kini hanya tinggal nama. Ya, smartphone berbasis Android buatan raksasa teknologi asal Korea Selatan itu kini telah ‘mati’.
Per Selasa (11/10/2016), penjualan global Galaxy Note 7 sudah dihentikan secara permanen.
Kegagalan Galaxy Note 7 di industri smartphone menyita perhatian publik, hingga beberapa mantan petinggi perusahaan teknologi kenamaan, termasuk mantan CEO Apple, John Sculley.
Dilansir laman South China Morning Post dari CNBC, Kamis (13/10/2016), Sculley turut concern dengan ‘musibah’ yang dialami Samsung.
Baca Juga
Kasus seperti ini diharapkan olehnya supaya tidak terulang lagi di perusahaan-perusahaan lain.
“Semoga ini menjadi pelajaran bagi Samsung dan yang lain,” kata Sculley.
Pria yang sempat menjabat CEO Apple pada 1983–1993 ini juga mengatakan bahwa Samsung merupakan salah satu perusahaan teknologi dengan desain komponen terbaik. Kasus meledaknya Galaxy Note 7 yang santer terjadi belakangan ini, menurutnya bukan dari kesalahan desain komponen.
“Samsung punya desain komponen paling baik di perangkatnya. Saya pikir masalah itu (ledakan) justru berasal dari proses produksi,” sambungnya.
Samsung sendiri tidak mengungkap soal mengapa perangkat mereka bisa meledak. Pihaknya juga tidak membeberkan bagaimana proses manufaktur baterai Galaxy Note 7 berlangsung.
Penyetopan Galaxy Note 7 ditujukan demi keselamatan konsumen. Samsung juga akan meminta ke semua perusahaan dan mitra ritel global untuk menghentikan penjualan dan penggantian smartphone tersebut saat investigasi berlangsung.
(Jek/Isk)