Peringkat Facebook di Alexa Jeblok, Ada Apa?

Peringkat Facebook turun di Alexa Indonesia. Sebenarnya apa yang terjadi?

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 21 Nov 2016, 18:52 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 18:52 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya di Amerika Serikat, popularitas Facebook di Indonesia ternyata juga mengalami penurunan. Setidaknya hal itu terlihat dari peringkat yang dipublikasikan situs pemeringkat Alexa. Berdasarkan pantauan tim Tekno Liputan6.com, Senin (21/11/2016), situs Facebook turun peringkat menjadi urutan ke-13.

Belum diketahui penyebab jebloknya situs jejaring sosial terpopuler tersebut di Indonesia. Padahal, biasanya situs Facebook kerap berada di urutan sepuluh besar di Indonesia. Bahkan, tak jarang layanan yang dibesut Mark Zuckeberg itu masuk dalam lima besar.

Menurut pengamatan, salah satu kemungkinan yang membuat pengguna memilih berhenti dari Facebook karena konten yang dibagikan sudah tak sehat. Terlebih, saat ini Indonesia sedang menyambut pemilihan kepala daerah 2017.

Masalah lain yang juga disebut menjadi penyebabnya adalah pemberitaan yang kian tak sesuai fakta. Salah satu sumber yang diwawancarai menuturkan saat ini berita yang tak jelas asal usulnya kerap dibagi begitu oleh saja pengguna Facebook tanpa dikonfirmasi lebih dulu.

Turunnya peringkat Facebook di situs Alexa per 21 November 2016

"Sekarang ini di Facebook begitu riuh dengan berita yang terkadang tak jelas sumbernya, tapi langsung begitu saja dibagikan karena dianggap sesuai dengan pemikirannya. Padahal, kalau mau melihat lebih jeli, tautan yang dibagi biasanya menyertakan sumber dan bisa dipastikan lebih dulu," tutur salah satu pengguna.

Tren serupa sebenarnya juga terjadi di Amerika Serikat. Pasca-pemilihan umum di negeri Paman Sam tersebut, sejumlah pengguna ternyata memilih hiatus dari Facebook. Menurut laporan USA Today, unggahan atau pandangan yang dikeluarkan menjelang pemilu begitu tak ramai dan tak sehat.

Seorang eksekutif Google Ben Galbraith bahkan menuturkan dirinya tak akan membuka Facebook sampai 2017. Ia beralasan, unggahan yang ada di layanan tersebut masih banyak yang berisi amarah dan ia lelah mengeluarkan tenaga untuk hal tersebut.

(Dam/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya