Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi mengungkapkan bahwa pengguna iPhone lebih banyak berjenis kelamin perempuan, muda, dan sangat peduli tentang pandangan orang terhadap smartphone-nya.
Studi ini dijalankan oleh sekelompok peneliti dari Universitas Lincoln dan Lancaster di Inggris. Mereka melakukan riset terhadap 530 orang antara 2015 dan 2016. Dalam riset tersebut, para peneliti bertanya mengenai smartphone dan perasaan pengguna terhadap ponsel mereka.
Laporan CNET yang dikutip Tekno Liputan6.com, Jumat (25/11/2016), menyebut hasil penelitian yang cukup unik.
Advertisement
Baca Juga
"Perbedaan utama dalam kepribadian juga diobservasi. Pengguna iPhone menampilkan tingkat kejujuran dan kerendahan hati yang lebih rendah serta level emosional yang lebih tinggi," tutur peneliti bernama David Ellis.
Salah satu hasil kesimpulannya adalah pemilik iPhone dianggap lebih tidak jujur serta penuh emosi yang meledak-ledak. Sementara itu, pengguna Android biasanya adalah orang dengan usia lebih tua, lebih jujur, jarang melanggar aturan, dan tak terlalu mementingkan kekayaan dan status.
Sebenarnya hasil studi ini pernah dipresentasikan pada September lalu di konferensi tahunan British Psychological Society Social Psychology Section. Namun resmi dipublikasikan secara formal pada Journal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.
"Kami menduga pengguna iPhone berusia lebih muda dan lebih tertutup. Kami juga memprediksi bahwa pengguna iPhone melihat ponsel mereka sebagai objek status," ujar Ellis.
Para peneliti, kata Ellis, cukup terkejut saat mendapati hasil studi yang menyebutkan bahwa pengguna iPhone melihat diri mereka sebagai pribadi yang kurang jujur.
Ia menjelaskan, saat peneliti mulai bekerja, mereka bekerja cukup baik dalam memprediksi ponsel apa yang dimiliki oleh responden, berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan.
"Kami juga mampu membuat model statistik, setelah menanyakan beberapa pertanyaan (kepada responden), ternyata bisa memprediksi ponsel yang mereka miliki. 70 persen di antaranya benar," tutur Ellis.
Ellis mengatakan, dibutuhkan waktu untuk menemukan hubungan sebab akibat antara keduanya. Selain penelitian mengenai kepemilikan smartphone, Ellis mengatakan masih banyak yang bisa dipelajari, terutama terkait alasan orang berganti smartphone.Â
(Tin/Ysl)