Terjerat Skandal Iklan, Bos Google Minta Maaf

Google menegaskan akan melibatkan lebih banyak SDM untuk menangani masalah ini.

oleh Iskandar diperbarui 24 Mar 2017, 10:08 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2017, 10:08 WIB
Google
Kantor Google. Dok: shoise.com

Liputan6.com, Jakarta - Menaggapi boikot dari perusahaan terkemuka dan pengiklan, termasuk pemerintah Inggris, Volkswagen, dan L'Oreal, Google berjanji akan melakukan perbaikan secara meluas soal kebijakan periklanan.

Sejumlah iklan dari brand kenamaan itu muncul pada konten-konten ekstrem yang disiarkan di layanan berbagi video YouTube. Raksasa internet itu mengatakan bakal menarik iklan online yang muncul di konten kontroversial.

"Kami meminta maaf yang sedalam-dalamnya. Kami sadar bahwa pengiklan tidak ingin iklan mereka muncul di konten yang tidak sejajar dengan value mereka," tulis Philipp Schindler, Chief Business Officer of Google, yang Tekno Liputan6.com kutip dari blog Google, Jumat (24/3/2017).

"Jadi mulai hari ini, kami mengambil sikap untuk lebih keras terhadap konten yang mengandung unsur kebencian, ofensif, dan bersifat merugikan," ujar Schindler.

Untuk mengatasi hal itu, Google menyiapkan tiga tools baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Pertama, pengaturan ketat untuk iklan, di mana kecil kemungkinan iklan muncul di konten negatif. Google juga akan mengajak brand secara aktif dan ikut serta untuk beriklan di konten yang lebih relevan.

Kedua, akun baru untuk memudahkan pengiklan mengesampingkan situs dan channel tertentu dari semua AdWords untuk video dan kampanye Google Display Network. Juga memungkinkan mereka untuk mengelola pengaturan keamanan brand di seluruh kampanye 'hanya dengan menekan tombol'.

Ketiga, kontrol tambahan untuk memudahkan brand mengesampingkan 'konten berisiko tinggi dan menyesuaikan di mana mereka ingin memunculkan iklannya'.

Google menegaskan akan melibatkan lebih banyak SDM untuk menangani masalah ini, serta mengembangkan alat tambahan dan berusaha untuk menerapkan artificial intelligence (AI) dan machine learning guna meningkatkan kemampuan dalam meninjau konten untuk iklan.

(Isk/Ysl)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya