Bukan 2G, Vendor Teknologi Telekomunikasi Lebih Pilih Hapus 3G

Teknologi 2G dinilai perlu dipertahankan karena cocok untuk mendukung layanan voice, sedangkan data bisa diperkuat dengan teknologi 4G.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 25 Apr 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 15:30 WIB
Rudiantara
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara (kedua dari kanan atas, berbaju putih) di acara Indonesia LTE Conference 2017 yang digelar di Jakarta, Selasa (25/4/2017). (Liputan6.com/Agustinus M Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana untuk menyetop teknologi seluler generasi kedua (2G) di Indonesia sudah didengungkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara sejak tahun lalu. Ia menilai penghapusan teknologi 2G dapat meningkatkan efisiensi atau menghemat industri telekomunikasi di Indonesia.

Hal senada kembali diutarakan oleh pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut pada acara Indonesia LTE Conference 2017 yang diselenggarakan di Balai Kartini, Jakarta. Namun sebelumnya, pemerintah perlu menyiapkan mekanisme tertentu sebelum hal itu dilakukan.

Pada kesempatan sebelumnya, Rudiantara juga sempat menuturkan bahwa biaya yang diperlukan untuk menggelar 2G sangat mahal dibandingkan jaringan 3G atau 4G.

"Saya bukannya anti 2G, tapi pro-efisiensi," tutur Rudiantara, Selasa (25/4/2017).

Pada kesempatan sama, CEO XL Dian Siswarini mengungkapkan bahwa ternyata ada wacana lain yang digagas penyedia teknologi jaringan. Dalam gelaran Mobile World Congress (MWC) 2017, mereka lebih memilih untuk lebih mempertahankan 2G ketimbang 3G. Namun ia menyebut wacana ini memang baru diutarakan oleh penyedia teknologi.

"2G dianggap sebagai teknologi yang paling cocok untuk suara. Jadi, ada wacana 2G dipertahankan untuk suara, sedangkan data dilayani 4G. Sementara 3G yang dihapus," ujarnya saat menjadi pembicara di acara tersebut.

Wacana itu muncul karena jaringan 3G dianggap menawarkan teknologi yang tanggung, baik untuk melayani suara dan data. Apabila wacana tersebut terealisasi, jaringan 3G dapat di-refarm menjadi 4G atau bahkan 5G untuk mendukung kebutuhan data.

Dirjen Sumber Daya Daya & Perangkat Pos & Informatika (SDPPI) Ismail menambahkan wacana itu menarik dan perlu dibahas. Bahkan jika ide itu benar-benar dapat direalisasikan, pemerintah mungkin dapat membantu lewat penerbitan regulasi.

"Namun sebelum itu benar-benar dijalankan, perlu dilakukan kajian terlebih dulu," ujarnya. Kemenkominfo sendiri kini memiliki teknologi netral yang dapat dimanfaatkan operator untuk menggelar layanan 2G, 3G, maupun 4G.

(Dam/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya