Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat dikabarkan akan cuti panjang, CEO Uber Travis Kalanick akhirnya membenarkan kabar itu. Melalui email yang ditujukan pada karyawan Uber, ia memastikan akan rehat dari kesibukan sebagai pimpinan di perusahaan tersebut.
Alasan itu diambil Kalanick karena ia sedang berduka atas kematian ibunya yang baru saja dimakamkan pekan lalu. Sebagai informasi, ibu Kalanick, Bonnie Kalanick, diketahui baru saja meninggal akibat kecelakaan perahu.
Secara tak langsung, ia juga menyebut turut bertanggung jawab atas masalah yang sedang melanda Uber saat ini. Karenanya, ia akan mengambil waktu rehat ini sebagai refleksi diri sekaligus fokus pada pembangunan kepemimpinan diri.
Advertisement
"Agar Uber 2.0 bisa berhasil, penting bagi saya untuk membangun sikap kepemimpinan tim. Karenanya, jika ingin membangun Uber 2.0, saya juga harus membangun Travis 2.0 untuk menjadi pemimpin yang dibutuhkan perusahaan," tulisnya dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (14/6/2017).
Baca Juga
Selama Kalanick cuti, pengelolaan Uber akan diserahkan pada tim yang berada langsung di bawah Kalanick. Meski cuti, ia menuturkan akan meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan strategis.Â
Belum dapat dipastikan, sampai kapan Kalanick akan rehat dari pucuk pimpinan Uber. Namun ia menuturkan, akan mendorong tim transisi untuk mengambil keputusan berani dalam menjalankan perusahaan di masa mendatang.Â
"Mengutamakan orang lain, itulah warisan dan pesan utama almarhumah ibu saya. Dan membuat Uber 2.0 jadi kenyataan sehingga dunia bisa melihat hal inspiratif yang kalian semua lakukan, dan melihat orang-orang inspiratif menjadikan Uber perusahaan hebat," tulisnya mengakhiri surat tersebut.
Sebagai informasi, tekanan pada Kalanick untuk berhenti sementara sebagai CEO Uber sebenarnya sudah terdengar sejak awal pekan ini. Menurut laporan Reuters, pertimbangan itu berasal dari dewan direksi yang menganggap perilaku Kalanick yang bocor di publik dapat mencoreng citra perusahaan.
Dalam beberapa bulan terakhir, reputasi Kalanick tengah menjadi sorotan. Alasannya, banyak masalah internal yang melanda startup dengan nilai US$ 68 miliar (sekitar Rp 904 triliun) ini.
Masalah pertama berasal dari laporan pelecehan seksual yang dilakukan petinggi perusahaan pada salah satu karyawan. Selain itu, ia juga sempat bertikai dengan seorang sopir Uber Black yang mengeluhkan tarif layanan tersebut kerap berubah-ubah dan semakin murah.
Terkini, ada bocoran memo internal yang dikirimkan Kalanick untuk para karyawan saat mengadakan outing pada 2013. Pada memo itu, ia menulis aturan yang memperbolehkan karyawan Uber berhubungan intim dengan syarat tertentu. Akibat bocoran itu, Kalanick pun menuai respon negatif dari publik.
(Dam/Isk)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: