7-8 Agustus, Konferensi IoT Asia Digelar di Jakarta

Pertumbuhan teknologi yang pesat di Indonesia mendorong tingginya permintaan terhadap teknologi IoT.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 14 Jun 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2017, 15:30 WIB
Diskusi panel preview konferensi Asia Internet of Things (IoT) Business Platform.
Diskusi panel preview konferensi Asia Internet of Things (IoT) Business Platform. Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum

Liputan6.com, Jakarta - Untuk keempat kalinya, konferensi Asia Internet of Things (IoT) Business Platform akan kembali digelar di Jakarta. Acara ini bakal digelar pada 7-8 Agustus 2017 di JW Marriot Jakarta, dan melibatkan pemerintah, pemimpin bisnis senior di sektor IoT dan Machine-to-Machine (M2M), serta perusahaan lokal yang ingin mengeksplorasi pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi bisnis dengan IoT.

Ajang ini juga akan memiliki fokus tambahan pada penanganan berbagai tantangan dan isu yang tengah dihadapi perusahaan dalam mengadopsi dan mengimplementasikan teknologi IoT.

Di sini para pemimpin IT bisa berbagi pengalaman lebih banyak tentang proyek-proyek IoT atau visi transformasi digital mereka, serta berbagai tantangan yang dihadapi dalam menerapkan IoT.

"Sejak 2014, kami melihat berbagai kemitraan bisnis sedang berusaha untuk mendorong pertumbuhan pengadopsian IoT di dalam negeri. Perkembangan IoT di Indonesia juga terlihat, terutama dalam berbagai inisiatif kota pintar seperti Makassar, Banda Aceh, dan Jakarta. Kami senang melihat perkembangan ini," kata Irza Suprapto, Direktur Asia IoT Business Platform.

Lebih lanjut disebutkan, pertumbuhan teknologi yang pesat di Indonesia mendorong tingginya permintaan terhadap teknologi IoT. Ketertarikan terhadap teknologi IoT cukup tinggi namun impelementasinya masih rendah. Karena itu penting bagi perusahaan untuk memahami berbagai tantangan yang dihadapi dalam menerapkan IoT dalam bisnis mereka.

Menurut survei yang baru dilakukan oleh Asia IoT Business Platform, lebih dari 70 persen perusahaan besar dan organisasi lokal saat ini tengah mengeksplorasi atau berusaha menemukan solusi IoT yang bisa digunakan atau diterapkan.

Namun hanya 7 persen yang melaporkan bahwa mereka mendapatkan manfaat dari penerapan IoT. Masalah biaya, sistem warisan dan kompleksitas merupakan tiga hal utama yang menjadi tantangan utama dalam mengadopsi IoT.

Acara ini sendiri diselenggarakan oleh Industry Platform Pte. Ltd, yang disahkan dan didukung oleh Kementerian Kominfo, serta Singapore infocomm Technology Federation (SiTF), Taiwan External Trade Development Councill (TAITRA), Atilze, Nosairis, AST Group, Axiros, Adlink, Halodata, Indosat Ooredoo, Robustel, Eluon, Nable Communications, Parasoft, dan Accrete.

Sesi-sesi yang akan dibahas di acara ini meliputi tren dan harapan dalam industri, industri IoT (IoT), transportasi dan logistik, layanan publik, Smart City, perbankan, keuangan dan ritel, dan teknologi generasi berikutnya.

Sebelum acara digelar, kemarin telah diselenggarakan preview dari konferensi ini lewat sesi diskusi panel dengan menghadirkan beberapa pembicara yang kompeten yaitu Prasetyo Andy Wicaksono (Kepala Pengembangan IT, Smart City Jakarta), Hendra Sumiarsa (Kepala Divisi IoT & Solusi APPS Vertikal, Indosat Ooredoo), Septiawan Wawan (Kepala Jaringan dan Komunikasi IT, Grup Samudera Indonesia) dan Hendra Johari (Kepala Operasi TIK, Siloam Hospitals), dengan moderator Fong Yue Yeng, Vice President Asia IoT Business Plaftorm.

(Dew/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya