Isi Baterai Smartphone Cukup 4 Kali Setahun pada 2030

Pada tahun 2030, baterai smartphone diperkirakan hanya perlu diisi sebanyak 4 kali setahun. Kok bisa?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Jul 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2017, 11:30 WIB
Powerbank
Ilustrasi: Mengisi daya smartphone dengan powerbank (Sumber: Istock/ Getty Images)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu mengeluhkan betapa cepatnya baterai smartphone kamu habis, sehingga kamu sering mengisi baterai dalam satu hari?

Kemungkinan di masa depan kamu tak akan lagi merasakan hal tersebut. Hal ini lantaran para peneliti telah menemukan sebuah material baru yang dipakai untuk meningkatkan daya tahan baterai. Dengan begitu, masa pakai baterai bisa lebih lama dan tak perlu sering-sering mengisi daya.

Mengutip laman The Independent, Selasa (4/7/2017), penggunaan material tersebut bisa menimbulkan perubahan positif pada teknologi yang ada saat ini. Nantinya pengguna smartphone akan terbebas dari power bank dan bisa hidup jauh dari stop kontak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Michigan dan Cornell University, material baru itu diberi nama magnetoelectric multiferroic. Disebutkan bahwa material itu berbentuk polar film tipis yang bisa beralih antara positif dan negatif dengan dorongan energi kecil.

Dikatakan pula bahwa material tersebut memungkinkan komputer beroperasi pada lonjakan energi, bukan arus konstan seperti yang sekarang dipakai. Dengan teknologi ini, energi yang digunakan akan sangat efisien.

Bahkan, disebutkan penggunaan material magnetoelectric multiferroic bisa meminimalkan penggunaan energi dengan daya 100 kali lebih sedikit dibandingkan biasanya. Teknologi ini diperkirakan akan membuat proses pengisian daya ponsel dalam waktu singkat.

Saat baterai sebuah iPhone terisi penuh, penggunaannya diklaim bisa mencapai 3 bulan, sehingga dalam setahun pengguna hanya perlu mengisi daya sebanyak 4 kali). Sayangnya kini material baru hasil penelitian itu belum bisa digunakan. Salah satu peneliti mengatakan bahwa teknologi ini baru akan mulai direalisasikan pada 2030.

(Tin/Why)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya