Facebook Bantah Berencana Bikin Algoritma Hoax untuk Indonesia

Facebook membantah pernyataan Kemenkominfo yang menyebutkan media sosial untuk ingin membuat algoritma hoax khusus untuk Indonesia.

oleh Andina Librianty diperbarui 03 Agu 2017, 18:10 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2017, 18:10 WIB
Facebook
Facebook (qz.com)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook membantah pernyataan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) soal rencananya membuat algoritma khusus bagi Indonesia untuk mengatasi informasi palsu (hoax). Raksasa jejaring sosial itu akan tetap menggunakan cara yang telah digunakan dalam meninjau konten yang mungkin melanggar Standar Komunitas mereka.

"Kami tidak memiliki rencana untuk membuat algoritma khusus bagi Indonesia untuk mengatasi hoax, maupun mengubah bagaimana kami melakukan review atas konten yang mungkin melanggar Standar Komunitas kami," jelas juru bicara Facebook dalam keterangan resminya, Kamis (3/8/2017).

Dalam keterangan resminya, Facebook menjelaskan pihaknya memiliki berbagai perangkat dan taktik untuk membantu mencegah penyebaran hoax dari berbagai aspek. Namun hal tersebut tidak termasuk algoritma khusus untuk Indonesia.

"Apa yang kami lakukan antara lain adalah mengambil tindakan untuk melawan akun palsu, mengaplikasikan machine learning untuk membantu menurunkan jumlah spam dan mengurangi posting-an yang merujuk pada halaman web yang berkualitas rendah. Kami juga berupaya memberikan edukasi kepada komunitas kami dalam hal bagaimana mengidentifikasi berita palsu dan memberikan informasi lebih banyak untuk banyak orang," jelas pihak Facebook.

Rencana Facebook membuat algoritma khusus untuk Indonesia pertama kali disampaikan Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, usai bertemu dengan sejumlah perwakilan Faceook pada Rabu pagi (2/8/2017).

Pemerintah sendiri menilai penanganan untuk menghapus hoax harus ditingkatkan, terutama menjelang momen-momen penting seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Semuel mengatakan, pemerintah akan bekerjasama dengan Facebook untuk menangani hoax yang bertebaran di media sosial tersebut.

(Din/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya