Bos Snapchat Imbau Karyawan Tak Perlu Khawatir soal Facebook

Bos Snapchat, Evan Spiegel, menyatakan para karyawan tidak perlu khawatir dengan kompetitor, khususnya Facebook dan Instagram.

oleh Andina Librianty diperbarui 11 Agu 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2017, 09:30 WIB
Pendiri Snapchat, Bobby Murphy dan Evan Spiegel, serta Presiden NYSE Group, Thomas Farley
Pendiri Snapchat, Bobby Murphy dan Evan Spiegel, serta Presiden NYSE Group, Thomas Farley (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Snap, Evan Spiegel, menyatakan para karyawan tidak perlu khawatir dengan kompetitor, khususnya Facebook dan Instagram. Pernyataan ini merupakan respons Spiegel atas sejumlah pertanyaan yang diajukan para karyawannya pada awal 2017.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Facebook dan sejumlah produknya berulang kali meniru fitur yang dimiliki Snapchat (layanan milik Snap). Hal ini memunculkan kekhawatiran langkah "keluarga besar" Facebook itu akan menghambat pertumbuhan Snapchat.

Spiegel menegaskan, Snapchat tidak perlu khawatir dengan para kompetitornya. Ia menjelaskan, para karyawan tidak usah memikirkan tentang persaingan dan sebaiknya fokus pada cara untuk menghasilkan berbagai inovasi dan produk terbaik.

Sebelumnya, Spiegel dalam sesi Q&A dan obrolan dengan para karyawannya menjelaskan kemampuan untuk tumbuh dan sukses sebagai sebuah perusahaan dengan meniru usaha Facebook merupakan hal yang tidak menguntungkan. Sayangnya, kata Spiegel, orang-orang sering beranggapan sebaliknya.

Suami Miranda Kerr itu menekankan orang-orang menggunakan berbagai produk berbeda untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pernyataannya itu menyiratkan jejaring sosial seperti Snapchat dan Instagram dapat hidup berdampingan dengan damai.

Persaingan antara Snapchat dan Facebook grup sudah diketahui oleh banyak orang. Setelah gagal mengakuisisi Snapchat, Facebook meluncurkan sejumlah fitur yang mirip dengan layanan tersebut.

Spiegel, yang dikenal sebagai sosok irit berbicara, pernah menyinggung soal langkah Facebook tersebut beberapa bulan lalu.

"Pada akhirnya, hanya karena Yahoo memiliki sebuah kotak pencarian, bukan berarti perusahaan itu adalah Google," tuturnya kala itu seperti dilansir Business Insider, Kamis (10/8/2017).

(Din/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya