Uber Tutup Tahun dengan Investasi Rp 108 Triliun dari Softbank

Konsorsium yang dipimpin Softbank akhirnya setuju untuk menggelontorkan dana hingga US$ 8 miliar sekitar Rp 108 triliun ke Uber.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 29 Des 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 29 Des 2017, 17:30 WIB
Uber
Ilustrasi aplikasi terbaru Uber (Sumber: Uber)

Liputan6.com, Jakarta - Uber dipastikan menutup tahun ini dengan tambahan dana baru, setelah konsorsium yang dipimpin Softbank setuju untuk berinvestasi sekitar US$ 8 miliar atau sekitar Rp 108 triliun (kurs per US$ 1: Rp 13.546) di perusahaan tersebut.

Kesepakatan ini terjadi setelah Uber setuju menjual sahamnya ke konsorsium itu. Nantinya, konsorsium akan memiliki sekitar 15 persen saham dari perusahaan yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) tersebut.

Dikutip dari BBC, Jumat (29/12/2017), konsorsium membeli sebagian besar saham dari sejumlah investor awal dengan nilai US$ 48 miliar atau sekitar Rp 650 triliun (kurs per US$ 1: Rp 13.546). Uber menyebut, investasi ini akan digunakan untuk keperluan ekspansi dan pengembang dari sisi teknologi.

Kesepakatan ini, termasuk investasi tambahan, direncakan rampung pada awal 2018.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan investor untuk mendukung investasi teknologi, mendorong pertumbuhan, termasuk memperkuat tata kelola perusahaan," tutur Uber.

Sebagai bagian dari kesepakatan, dewan direksi Uber akan diperluas dari sebelumnya 11 menjadi 17 orang. Nantinya, dua bangku dari 17 orang tersebut akan diisi perwakilan Sofbank.

Proses ini pun mendapat dukungan penuh dari CEO baru Uber, Dara Khosrowshahi. Bahkan, ia menyebut guyuran dana ini dapat membantu Uber mulai melantai di bursa saham pada 2019.

Sekadar informasi, proses kesepakatan ini sudah mulai berjalan sejak beberapa bulan lalu dan dilakukan dalam dua tahap. Meski tak ada informasi detail, Dragoneer Investment Group dan Tencent Holdings dilaporkan masuk dalam bagian dari konsorsium ini.

Uber Siap Tinggalkan Asia Tenggara?

Bersamaan dengan investasi ini sejumlah rumor sebelumnya juga sempat terdengar. Salah satunya adalah rencana Uber menutup lini bisnisnya di Asia Tenggara dan berkonsolidasi dengan bisnis ride-sharing yang juga didanai Softbank.

Perlu diketahui, Softbank merupakan investor untuk sejumlah layanan ride-sharing serupa Uber, seperti Grab di Asia Tenggara, Didi Chuxing di Tiongkok, dan Ola di India.

Menurut sumber anonim, Softbank akan memainkan peran dalam rencana konsolidasi ini. "SoftBank masuk dalam jajaran direksi kedua perusahaan itu (Uber and Grab) bakal berperan terhadap pembicaraan rencana konsolidasi itu," tutur sumber tersebut.

Kemudian, salah satu kemungkinan yang terjadi selepas investasi ini adalah Uber bakal menjual lini bisnisnya ke Grab. Apabila konsolidasi ini terjadi, Uber bakal meninggalkan pasar Asia Tenggara.

Salah seorang sumber yang dekat dengan Grab pun menyebut rencana itu masuk akal. Alasannya, Uber pernah melakukan hal serupa di Tiongkok dengan Didi Chuxing tahun lalu.

Namun menilik kondisi saat ini, ada kemungkinan konsolidasi itu tak lagi masuk rencana. Terlebih, Uber mengaku siap menggarap pasar Asia Tenggara lebih serius, terutama di Indonesia yang diperlihatkan dengan menunjuk Presiden Uber Indonesia pertama.  

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya