Liputan6.com, Jakarta - Go-Jek dilaporkan mendapat pendanaan dari sejumlah investor. Menurut sumber anonim, Google, Temasek Holdings, termasuk online platform asal Tiongkok Meituan-Dianping turut berpartisipasi dalam penggalangan dana kali ini.
Dikutip dari Reuters, Kamis (18/1/2017), investor Go-Jek saat ini seperti KKR & Co LP dan Warburg Pincus LLC dilaporkan ikut serta dalam pendanaan ini. Berdasarkan laporan, penggalangan dana ini mencapai US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 16 triliun).
Advertisement
Baca Juga
Untuk informasi, pembukaan putaran ini dimulai pada akhir tahun lalu dan rencananya akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan. Dengan investasi ini sejumlah investor termasuk Google dapat meningkatkan daya saing Go-Jek melawan kompetitornya.
"Sebagai investor strategis, Google dapat membantu meningkatkan bisnis Go-Jek," tutur sumber anonim. Akan tetapi, masing-masing investor dan pihak Go-Jek sendiri hingga saat ini masih menolak berkomentar.
Sebelumnya, Go-Jek juga dilaporkan telah mendapat kucuran dana Tencent pada pertengahan tahun lalu. Pada September 2017, penyedia layanan on-demand ini juga mendapat suntikan dana dari JD.com.
Berdasarkan laporan tersebut, JD.com mengucurkan dana sekitar US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun). Berbekal suntikan dana tersebut, Go-Jek berhasil mengumpulkan dana hingga US$ 1 miliar (Rp 13 triliun) yang berasal dari investor baru dan lama.
Go-Jek Caplok Tiga Startup Fintech Lokal
Akhir tahun lalu, Go-Jek mengakuisisi tiga perusahaan teknologi keuangan (fintech) lokal yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan. Langkah ini dilakukan perusahaan penyedia transportasi online ini untuk memperkuat layanan Go-Pay.
Hal ini menandai lompatan besar Go-Jek dari layanan aplikasi ride-hailing menjadi teknologi multi-platform yang akan memimpin di layanan pembayaran digital di Indonesia, sekaligus mendorong upaya Go-Jek dalam memperluas dampak sosial kepada seluruh masyarakat Indonesia.
“Setiap hari kami selalu termotivasi oleh cerita mitra dan konsumen kami, tentang bagaimana teknologi Go-Jek telah mengubah dan mempermudah kehidupan mereka," kata Nadiem Makarim, Founder dan CEO Go-Jek.
Keberadaan Go-Jek, Nadiem melanjutkan, mendorong terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tidak hanya menghubungkan para penjual dan konsumen, tapi juga mendorong pertumbuhan usaha kecil dan mikro dan memberi peluang bagi pelaku sektor informal.
"Sejak awal Go-Jek berdiri, kami selalu membawa misi untuk memberikan manfaat sosial semaksimal dan seluas mungkin bagi jutaan masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Sementara Andre Soelistyo, Go-Jek Group President mengatakan, 2018 akan menjadi tahun Go-Pay akan berkembang di luar ekosistem Go-Jek, termasuk menyediakan layanan pembayaran yang aman, nyaman, mudah, dan terpercaya baik secara offline maupun online.
Advertisement
Dorong Percepatan Inklusi Finansial
Kolaborasi antara perusahaan fintech nasional di dalam Go-Jek Group ini, kata Andre, akan mendorong percepatan inklusi finansial untuk jutaan orang Indonesia serta meningkatkan produktivitas ekonomi di seluruh penjuru negeri.
“Setelah akuisisi ini tim manajemen dan seluruh karyawan dari masing-masing perusahaan akan beroperasi sebagaimana sebelumnya, namun dapat mengambil manfaat sinergi sebagai bagian dari Go-Jek Group,” sambungnya.
Ketiga pimpinan dari masing-masing perusahaan yang diakuisisi akan memegang posisi senior manajemen di dalam Go-Jek Group.
Aldi Haryopratomo dari Mapan akan memimpin Go-Pay, Ryu Kawano Suliawan dari Midtrans akan memimpin pengembangan platform merchant dalam Go-Jek Group, sementara Thomas Husted dari Kartuku akan memegang peranan sebagai CFO di Go-Jek Group.
Go-Jek saat ini merupakan salah satu platform layanan konsumen berbasis aplikasi terbesar di Indonesia dengan lebih dari 15 juta pengguna aktif mingguan.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: