Bos Go-Jek: Go-Food Jadi Layanan Antar Makanan Terbesar di Dunia

Tiga sampai empat bulan setelah layanan Go-Food dihadirkan di aplikasi Go-Jek, transaksi pemesanan pun meningkat jumlahnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Jan 2018, 09:01 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2018, 09:01 WIB
Go-Jek
CEO Go-Jek Nadiem Makariem. Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Layanan pesan-antar makanan milik Go-Jek, Go-Food, diklaim oleh CEO Go-Jek, Nadiem Makarim sebagai layanan food delivery terbesar di dunia di luar Tiongkok.

"Go-Food (kini) menjadi sesuatu yang kita kira tidak akan sebesar ini. Awal aplikasi (Go-Jek) kami luncurkan belum ada Go-Food, tapi setelah kami lihat, 80-90 persen dari shopping pengguna Go-Jek adalah makanan," kata Nadiem saat konferensi pers Go-Food Festival di Pelataran Pasaraya Blok M, Jakarta, Selasa (9/1/2018).

Nadiem menambahkan, tiga sampai empat bulan setelah layanan Go-Food dihadirkan di aplikasi Go-Jek, transaksi untuk Go-Food pun meledak jumlahnya.

"Kita dari transaksi food delivery terbesar di dunia di luar Tiongkok, 2,5 tahun (sejak Go-Food hadir) Go-Food jadi suatu bisnis food delivery yang dibahas di luar negeri termasuk di Silicon Valley, Tiongkok, dan India, case study bagaimana bisnis food delivery bisa bagus lewat motor," ujar Nadiem menceritakan tentang layanan Go-Food yang menjadi perhatian di dunia.

Suksesnya layanan Go-Food juga dinilai Nadiem turut berkontribusi terhadap bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kuliner.

Hal ini terbukti dari pertumbuhan angka merchant yang berkerja sama dengan layanan Go-Food untuk mengirimkan produk mereka ke konsumen. Semua itu, kata Nadiem, tidak terlepas dari jumlah driver Go-Jek di 50 kota di Indonesia.

Alasan Go-Food Bisa Sukses

Go-jek (Foto:www.go-jek.com)

"Kenapa Go-Food bisa besar, karena jumlah driver Go-Jek banyak sekali dan di sekitar warung sudah banyak driver Go-Jek yang siap (mengambil dan mengantarkan pesanan). Karena itu, layanan Go-Food reliable dan terkover, termasuk yang jaraknya jauh. Dengan adanya Go-Food jadi tak ada batasan," ujar Nadiem.

Nadiem lebih lanjut bercerita, saat awal hadir yakni April 2015, Go-Food hanya bekerja sama dengan 5.000-10.000 merchant. Namun kini, 125.000 merchant bidang kuliner di berbagai kota di Indonesia telah bergabung dengan Go-Food.

Nadiem juga sesumbar dari 125.000 merchant yang bekerja sama dengan Go-Food, 80 persennya merupakan pelaku UMKM di bidang kuliner. Sementara 20 persen lainnya adalah pelaku usaha kuliner yang telah sukses dan memiliki outlet.

Nadiem juga menyebut, dengan adanya Go-Food, pertumbuhan bisnis kuliner di Indonesia pun meningkat. "Gara-gara Go-Food, jumlah pertumbuhan restoran itu luar biasa," ujarnya.

Dia juga mengatakan, dengan semua orang bisa membeli makanan apapun dan di manapun lewat Go-Food, ada dampak pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM bidang kuliner yang sangat penting.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya