Trik Google Agar Perempuan Indonesia Bergelut di Dunia Teknologi

Google melakukan usaha lebih agar menarik minat perempuan Indonesia bergelut di dunia teknologi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 09 Mar 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2018, 07:30 WIB
Erica Hanson from Google
Erica Hanson from Google. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Peran perempuan di ranah teknologi masih terbilang minim. Para pemuka teknologi di Silicon Valley pun tengah gencar melakukan berbagai pendekatan demi meningkatkan keterlibatan perempuan.

Contohnya, Sheryl Sandberg yang bekerja sebagai COO (Chief Operating Officer) di Facebook yang meluncurkan gerakan 'Lean In' agar para perempuan saling mendukung, terutama di bidang teknologi dan sains.

Tak mau ketinggalan, Google turut melakukan langkah agar perempuan Indonesia lebih percaya diri di dunia teknologi, yaitu dengan membuka grup studi tekno khusus perempuan pada program Indonesia Kejar Android dan Developer Student Club (DSC) di Indonesia. 

Kedua program tersebut mengajarkan peserta cara membuat aplikasi untuk membantu permasalahan masyarakat setempat.

Dengan adanya grup studi khusus perempuan, maka diharapkan peserta perempuan dapat saling berinteraksi dengan nyaman tanpa harus minder pada peserta laki-laki yang mungkin sudah lebih paham teknologi.

"Mendorong keterlibatan perempuan adalah sesuatu yang kami fokuskan. Kami ingin membuat lebih banyak usaha agar lebih banyak perempuan yang bergabung," kata Erica Hanson, Developer Relations Program Manager Google kepada Tekno Liputan6.com di Jakarta, belum lama ini.

"Kami membuat grup studi tekno khusus perempuan karena ingin memberikan mereka (para perempuan) kesempatan untuk belajar bersama para perempuan lain," lanjutnya.

"Seorang peserta bilang padaku bahwa ia tidak bisa belajar bila tidak ada lingkungan ini (grup studi perempuan). Ia bilang, 'Aku merasa nyaman bergabung di grup studi ini karena aku khawatir (di luar grup ini) pelajarannya akan terlalu cepat','" kenang Erica.

"Hal ini menjadi fokus saya. Saya sangat berminat terhadap hal ini (keterlibatan perempuan)," ia melanjutkan.

Menampilkan Lebih Banyak Wanita

Sheryl Sandberg, pejabat tinggi Facebook
Sheryl Sandberg, COO di Facebook penulis terlaku buku "Lean In". (Sumber women2.com)

Selama ini para jagoan di dunia teknologi memang didominasi laki-laki, pendiri Google, Facebook, Twitter, semuanya adalah laki-laki.

Google mengambil inisiatif untuk mengganti citra dunia teknologi yang lekat dunia laki-laki dengan cara melakukan exposure para perempuan di bidang teknologi, contohnya dengan menghadirkan banyak pembicara dari kalangan perempuan untuk menginspirasi bagi kaumnya.

"Kami mengundang wanita sebagai pembicara (di acara teknologi), jadi orang-orang dapat melihat perempuan di panggung," kata Erica.

Erica bercerita saat menjadi pembicara di dua universitas di Jakarta, saat itu ada tiga orang perempuan sebagai pembicara.

"Kami berbicara di dua universitas itu tentang DSC, tentang open source, dan Google Summer of Code. Lalu ada dosen yang bilang banyak perempuan yang datang ke acara ini ketimbang biasanya, dan dosen itu bilang karena ada tiga perempuan yang menjadi pembicara," Erica menjelaskan.

"Kemudian dosen itu bilang bahwa banyak mahasiswi yang hadir ke acara karena ada perempuan sebagai pembicara. Jadi saya berpikir hal itu (menghadirkan figur perempuan di panggung) mendorong para perempuan untuk hadir," lanjut Erica.

Program Google di Indonesia

Logo Google
Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends

Bagi kamu yang ingin menjadi seorang programmer, bisa mengikuti program khusus yang diselenggarakan Google. Cara mengikuti program ini pun sangat mudah. 

Ada dua program yang Google selenggarakan di Indonesia. Pertama Developer Students Club (DSC) untuk kalangan mahasiswa dan Indonesia Android Kejar untuk peserta umum, termasuk mereka yang tidak punya latar belakang di bidang teknologi.

Workshop yang diadakan DSC tidak hanya untuk mahasiswa, melainkan juga para dosen dan tenaga pengajar.

Pola pengajaran peserta DSC tidak hanya diajarkan membangun aplikasi, melainkan diajak untuk bersinergi dengan masyarakat lokal agar aplikasi yang dibangun dapat menyelesaikan masalah setempat.

Para mahasiswa yang ikut DSC juga mengajarkan softskill dalam pertemuan awal, kemudian barulah diberikan workshop, sebelum dilibatkan di proyek eksplorasi untuk bertemu masyarakat agar membangun solusi lewat aplikasi. Untuk penutup, diadakan juga acara showcase untuk menunjukan karya para peserta.

Sejauh ini DSC sudah melatih 800 mahasiswa dari 60 universitas. Kalau kamu tertarik untuk mengikuti program Google, cek di sini.

Bila DSC diperuntukan untuk kalangan akademisi, maka Google juga menyiapkan Indonesia Android Kejar untuk kalangan umum secara gratis.

Program akan dilaksanakan secara online dan offline. Peserta juga tidak perlu minder bila tidak punya latar pendidikan di bidang komputer, sebab akan ada pembagian kelas dari yang pemula (beginner), menengah (intermediate), dan lanjutan (advanced).

Bagi peserta pemula akan diperkenalkan tentang sistem Android dan cara membuat aplikasi dengan sistem operasi tersebut.

Rencananya, Indonesia Android Kejar akan dilaksanakan lagi pada pertengahan 2018. Bila tertarik kamu bisa cek di sini.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya