Jika Facebook Diblokir, TKW Ini Nekat Bakal Jalan Bugil di Jakarta

Dalam video itu, Silvia mengatakan kalau jika Facebook akan ditutup di Indonesia, ia akan melakukan aksi heboh, yakni berjalan kaki dari Purwodadi ke Jakarta dengan telanjang bulat.

oleh Jeko I. R. diperbarui 20 Apr 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2018, 16:00 WIB
Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Skandal penyalahgunaan puluhan juta data pengguna Facebook, juga berimbas ke Indonesia. Seperti diketahui, ada sekitar satu juta data pengguna Facebook Indonesia yang juga terseret dalam kasus ini.

Dampaknya, pemerintah pun langsung memanggil perwakilan Facebook Indonesia. Besar kemungkinan Facebook bisa diblokir jika perwakilan tidak menjelaskan duduk perkara serta berjanji memberikan solusi.

Kabar Facebook yang kemungkinan bakal diblokir pun menuai ragam reaksi warganet. Banyak yang tidak setuju jika Facebook benar-benar didepak, tetapi tak sedikit juga yang setuju kalau Facebook sebaiknya ditutup.

Salah satu warganet yang menentang rencana Facebook ditutup adalah Silvia Agustina, Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di Qatar. Ia meluapkan keluh kesahnya dalam sebuah video kontroversial.

Dalam video itu, Silvia mengatakan kalau jika Facebook akan ditutup di Indonesia, ia akan melakukan aksi heboh, yakni berjalan kaki dari Purwodadi ke Jakarta dengan telanjang bulat.

"Kalau memang Facebook akan ditutup, saya akan jalan telanjang bulat! Saya akan jalan telanjang bulat dari Purwodadi sampai ke Jakarta!" kata Silvia dengan lantang. Ia pun menunjukkan video tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri.

Ini bukan pertama kalinya Silvia mengunggah video kontroversial. Pada akun Facebook-nya, wanita ini juga sering membuat video-video yang menghebohkan. Ia sempat mengunggah video di mana dirinya marah-marah karena profesinya dicibir.

Selain itu, ia juga sempat membagikan beberapa video lain. Salah satunya adalah video Silvia yang menangis dan curhat karena masalah percintaan.

Apakah Data Bocor?

Ilustrasi Facebook. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Facebook. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Kontroversi skandal Cambridge Analytica yang menuding data Facebook bocor. Setelah ditelisik, ternyata "bocor" bukan istilah yang tepat. Data-data tersebut bukan bocor, tapi tepatnya disalahgunakan oleh Cambridge Analytica, diduga untuk kepentingan politik.

Data-data yang diambil juga bukan isi pesan, melainkan data-data yang dicantumkan secara publik di profil seseorang.

Sayang, nasi sudah menjadi bubur. Telanjur ada simpang-siur mengenai hal ini, sampai-sampai DPR ikut memanggil Facebook untuk meminta penjelasan. Alhasil, timbul wacana pemblokiran Facebook.

"Itu data Facebook bukan bocor. Kalau bocor kan istilahnya kayak pipa ada air tidak tahu di mana bocornya, ini datanya dikompromikan," ujar Rudiantara.

Facebook Sudah Diberikan SP 2

Menkominfo
Menkominfo Rudiantara saat ditemui di Kampus Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Rabu (21/3/2018). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Pihak Kemkominfo sudah mengirimkan SP 2 terhadap Facebook, tapi belum ada informasi mengenai SP 3 yang berarti penutupan.

Ketika ditanya jangka waktu berlaku SP 2 menuju SP selanjutnya, Rudiantara belum memberikan jawaban definitif.

"Ya bisa sehari, sebulan, dilihat situasinya dulu," pungkas Rudiantara.

Ia mengaku sudah mendapatkan penjelasan dari kantor Facebook Irlandia yang mengurus Facebook di Indonesia.

Dalam keterangan Facebook Irlandia kepada Rudiantara, mereka memberikan keterangan angka terkait penyalahgunaan data yang menimpa pengguna. Rudiantara pun terus memantau perkembangan data pengguna Indonesia di Facebook.

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya